Analisis Wacana Kritis Perspektif Teun A.Van Dijk Pada Hikayat Indra Bangsawan
View/ Open
Date
2022Author
Nazmidawani, Nazmidawani
Advisor(s)
Baharuddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk Analisis Wacana Kritis yang terdiri atas
Struktur teks, Konteks Sosial, dan Kognisi Sosial pada Hikayat Indera Bangsawan.
Penelitian ini bersifat Kualitatif dengan metode Deskriptif Sedangkan Metode yang
digunakan dalam mengumpulkan data yaitu Metode Studi kepustakaan. Data dalam
penelitian ini berupa Buku yaitu Hikayat Indera Bangsawan serta data tulis yang
berbentuk kalimat yang mengandung Analisis Wacana Kritis. Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah mengolah data dan mempersiapkan data untuk dianalisis, membaca
keseluruhan data, menganalisis lebih detail untuk mendeskripsikan tema-tema,
menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan ditulis dalam narasi atau
laporan kualitatif dan terakhir interpretasi data. Teori yang digunakan adalah Analisis
Wacana Kritis yang dikembangkan oleh Van Djik yaitu dengan membedah pada dimensi
teks meliputi Struktur makro, Superstruktur, Struktur mikro dan Kognisi Sosial serta
Konteks Sosial dari pengarang cerita rakyat tersebut. Hasil kesimpulan dari analisis ini
Pada Struktur Teks terdapat Struktur Mikro Superstruktur dan Struktur Makro. Struktur
Makro atau Tema dalam Hikayat ini terbilang cukup baik, hal ini terbukti dari tema-tema
yang diangkat yakni untuk menyadarkan kepada khalayak untuk selalu berbuat kepada
siapapun dan tidak boleh iri dengan apa yang orang lain miliki. Superstruktur atau
Skematik dalam Hikayat ini memilik alur maju. Sedangkan Struktur mikro yaitu memiliki
latar, detil, dan maksud yang mudah dipahami oleh pembaca. Pengarang juga memakai
bentuk kalimat dan kata ganti sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia. Bentuk kalimat
tersusun secara SPOK yang berurutan walaupun Hikayat ini memakai Bahasa Zaman
dahulu. Elemen lainnya dalam Struktur mikro adalah Stilistik atau gaya bahasa Lengkap
dengan pemilihan bahasa, kata, bentuk kalimat, dan metafora. Hikayat ini banyak
menggunakan kata-kata arkais seperti pada Hikayat lainnya. Segi kognisi sosial, dalam
hal ini pengarang Hikayat tampak ingin memberikan pesan moral mengenai kita sebagai
manusia harus mempunyai sikap yang rendah hati saling tolong menolong. Sedangkan
Segi konteks sosial, penulis berkesimpulan bahwa Hikayat ini dibuat sebagai suatu
gagasan yang menjadi pesan atau amanat pengarang bagi pembacanya, yakni tentang
pantang menyerah.
Collections
- Undergraduate Theses [201]