Show simple item record

dc.contributor.advisorBangun, Sabariah
dc.contributor.authorPurba, Desvi Ramayani
dc.date.accessioned2018-08-16T03:30:45Z
dc.date.available2018-08-16T03:30:45Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5420
dc.description.abstractMasalah perempuan sering kita lihat di media sosial, media cetak, maupun radio. Hal ini dapat terjadi di kalangan masyarakat modern dan juga masyarakat yang masih cenderung tradisional. Karena begitu banyak budaya yang menganut sistem yang meminggirkan perempuan sehingga banyak tokoh-tokoh perempuan yang berusaha keluar dari masalah tersebut. Gender merupakan jenis kelamin sosial. Dikatakan jenis kelamin sosial karena merupakan suatu keadaan yang telah melekat pada masyarakat yang sudah membudaya dan norma sosial masyarakat yang diberikan pada kaum laki-laki dan perempuan. Melihat bagaimana usaha perempuan dalam melawan pemarjinalan yang dianut dalam budaya yang diterapkan dalam masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji posisi perempuan dalam masyarakat petani dan usaha yang mereka lakukan dalam penyetaraan status sosial. Penelitian ini dilakukan dalam lingkup ilmu antropologi dengan metode etnografi, yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara mendalam (depth interview) dan observasi partisipasi. Lokasi penelitian berada di Desa Nagori Purba Sipinggan, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun. Hasil akhir dari penelitian ini merupakan sebuah karya tulis yang dapat digunakan sebagai pedoman masyarakat dalam melihat permasalahan perempuan dan menemukan bahwa bentuk bentuk keterpurukan perempuan di desa Nagori Purba Sipinggan adalah marginalisasi ekonomi, sub-ordinasi (penomorduaan), beban kerja berlebih, streotipe (cap-cap negatif), kekerasan dalam rumah tangga, dan marginalisasi dalam pendidikan dan pengetahuan. Bentuk –bentuk keterpurukan ini dipengaruhi oleh agama dan budaya yang ada di desa tersebut, sehingga dengan mudah diterima oleh masyarakat yang menyebabkan perempuan menganggap hal ini merupakan kodrat mereka sebagai seorang perempun. Namun beberapa orang perempuan mulai menyadari hal ini dan mereka berusaha keluar dan melawan keterpurukan yang mereka alami dengan membuat organisasi yaitu Kelompok Wanita Karya. Dalam kelompok ini mereka bersatu dan berusaha menunjukkan keberadaan mereka di lingkungan tersebut. Kelompok ini didukung oleh pemerintah dan juga masyarakat menerima kelompok ini karena memiliki manfaat terhadap kehidupan keluarga.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKeterpurukanen_US
dc.subjectGenderen_US
dc.subjectMasyarakat Petanien_US
dc.subjectMarginalisasien_US
dc.titleKeterpurukan Perempuan Dalam Masyarakan Petani (Studi Kasus di Desa Nagori Purba Sipinggan, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140905044en_US
dc.identifier.submitterNurhusnah Siregar
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record