dc.description.abstract | Gendang tungkat adalah gendang Raja pada zaman kerajaan Lingga, Dahulunya Raja tidak terlepas dari guru yang sebagai penasehat Raja Lingga. Pada waktu itu jika ada kejadian sesuatu yang tidak baik masyarakat Karo di Lingga maka di panggillah guru untuk melakukan gendang sesuai dengan kebutuhan Raja. Fungsi gendang tungkat adalah mengusir roh jahat yang masuk ke desa, yang diiringi gendang tungkat yaitu gendang telu sedalanen. Akan tetapi pada sekarang ini tari tungkat tersebut sudah tidak dilakukan oleh masyarakat karo lagi, namun sanggar seni nggara simbelin di desa budaya Lingga mempertunjukan tari tungkat dan musik pengiring nya pada kegiatan kebudayaan di masyarakat karo, yang berpedoman pada yang di ajarkan turun temurun dari pelaku tari gendang tungkat sebelumnya.
Penelitian ini akan difokuskan kepada bagaimana deskripsi gerak tari gendang tungkat serta musik yang mengiringi tari gendang tungkat tersebut. Penulis mengacu kepada teori Milton Siger (MSPI, 1996:164-165) yangmenjelaskan bahwa pertunjukan selalu memiliki: waktu pertunjukan yang terbatas, awal dan akhir, acara kegiatan yang terorganisir, sekelompok pemain, sekelompok penonton, tempat pertunjukan dan, kesempatan untuk mempertunjukkannya. Sementara itu, untuk mengkaji aspek musik iringan tari gendang tungkat, penulis akan menggunakan teori Bruno Netll (1964 : 131) mengatakan bahwa untuk mendapatkan seluruh benda musikal dilakukan analisis: perbendaharaan nada, modus, ritem, nada dasar, bentuk, dan tempo. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dibantu oleh data-data responden yang bersifat kuantitatif, yang diperoleh daripenelitian lapangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana struktur tari gendang tungkat dan memahami bagaimana struktur musik tari gendang tungkat yang di sajikan oleh sanggar seni nggara simbelin di desa budaya Lingga. Hasil penelitian, sanggar seni nggara simbelin adalah salah satu sanggar yang paling eksis dalam kegiatan kebudayaan di masyarakat karo. tari tungkat dipertunjukan oleh sanggar seni nggara simbelin adalah penari berjumlah 3 orang laki-laki, 2 dari penari menggunakan baju berwarna merah dan 1 memakai baju warna putih yang sebagai guru besar yang dipercayai dulunya mempunyai pustaka najati, dan diringi musik ensambel gendang telu sedalanen dimana balobat sebagai pembawa melodi, dan melodi musiknya dari awal sampai akhir ada pengulangan yang sama akan tetapi ritme yang dibawakan berubah dari lambat hingga ke tempo cepat. Hal ini lah yang membuat penulis tertarik ingin meneliti lebih lanjut struktur tari tungkat dan musik iringan yang dipertunjukan sanggar seni nggara simbelin di desa budaya Lingga, kecamatan simpang empat, kabupaten Karo. | en_US |