| dc.description.abstract | Pemakaian piranti ortodonti cekat memiliki banyak risiko, salah satunya
penumpukan plak karena pasien kesulitan dalam membersihkan rongga mulut secara
mekanis. Bakteri Streptococcus mutans merupakan bakteri yang berkolonisasi paling
awal pada plak gigi. Daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) dilaporkan
mengandung senyawa antibakteri seperti alkaloid, triterpenoid, steroid, flavonoid,
saponin, dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit
sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak daun sukun terhadap kebocoran DNA dan
protein bakteri Streptococcus mutans. Jenis penelitian ini adalah eksperimental
laboratoris dengan desain post-test only with control group. Sampel pada penelitian ini
adalah bakteri Streptococcus mutans ATCC® 25175™ yang dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan dan 2 kelompok kontrol dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Sampel
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C kemudian kebocoran DNA dan protein
diukur dengan spektrofotometer UV-Visible.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson) Fosberg) mengandung senyawa triterpenoid, steroid, flavonoid, saponin,
dan tanin. Ekstrak daun sukun konsentrasi 0,09% sudah dapat menyebabkan kebocoran
DNA dan protein bakteri Streptococcus mutans. Kebocoran DNA dan protein pada
kelompok perlakuan ekstrak daun sukun konsentrasi 0,39% sudah lebih besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (klorheksidin 0,2%). Hasil uji Kruskal-
Wallis diperoleh nilai signifikansi p = 0.001 (p < 0.005) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kebocoran DNA dan protein yang signifikan diantara seluruh kelompok uji.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak daun sukun memiliki aktivitas
antibakteri dalam menyebabkan kebocoran DNA dan protein bakteri Streptococcus
mutans. | en_US |
