Pemanfaatan Gulma Air (Aquatic Weeds) sebagai Upaya Pengolahan Limbah Cair Tahu
View/ Open
Date
1995Author
Lisnasari, Srie Faizah
Advisor(s)
Damanik, Sengli J.
Marpaung, Harlem
Lubis, Zulkifli
Metadata
Show full item recordAbstract
lndustri pembuatan tahu di Dati II Kodya Medan, termasuk dalam kategori industri kecil yang potensial mencemari Iingkungan. Mahalnya pembuatan unit pengolahan limbah merupakan salah satu penghambat yang utama, karena rata-rata pendapatan pengrajin tahu cukup rendah terutama yang produksinya bersekala kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang relatif murah dan mudah dalam mengelola limbah cair tahu yaitu dengan memanfaatkan gulma air (aquatic Weeds). Gulma air yang dimanfaatkan adalah Eichhornia crassipes dan Salvinia mollesta. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui kemampuan gulma air ini dalam menurunkan kadar zat pencemar limbah cair tahu tersebut. Sekaligus mengamati apakah ada pengaruh lama pendedahan (masa kontak) 5, 10, 15 dan 20 hari serta interaksi antara masa kontak dan jenis tanaman dalam menurunkan kadar zat pencemar limbah cair tahu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga faktor. Setiap kombinasi perlakuan diberikan tiga kali ulangan. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan Analysis of Variance dan apabila ditemukan ada perbedaan, maka dilakukan uji lanjut secara Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) atau Least Significant Range (LSR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma air l Eichhornia crassipes dan Salvinia mollesta mampu menurunkan kadar zat pencemar limbah cair tahu. Kemampuan tersebut dapat diamati dengan mengukur parameter Zat Padat Terlarut (ZPT), pH,Dissolve Oxygen (DO), NH3, Pertumbuhan Relatif Tanaman (RGR) sebelum dan sesudah diperlakukan dengan tanaman dimaksud selama beberapa hari.
Lebih rinci lagi, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gulma air ini memberikan hasil positifdalam menurunkan kadar zat pencemar limbah cair tahu, terutama Eichhornia crassipes dibandingkan dengan Salvinia mollesta. Salah satu faktor yang mendukung kemampuan penyerapan ini adalah karena jumlah akar yang lebih banyak pada Eichhornia crassipes tersebut bila dibandingkan dengan Salvinia mollesta sehingga mendukung dalam penyerapan dan menjadi mikrohabitat yang baik bagi mikroorganisme yang hidup padanya. Kedua aktivitas ini, menimbulkan adanya interaksi antara satu dengan lainnya dalam rangka menurunkan kadar zat pencemar tersebut. Seperti halnya yang terlihat pada parameter ZPT,pH,DO,N-Amonia dan Pertumbuhan Relatif Tanaman, analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tumbuhan Eichhornia crassipes dan Salvinia mollesta berbeda nyata dalam menurunkan kadar zat pencemar limbah cair tahu pada taraf 99 persen. Demikian pula halnya dengan perlakuan lama pendedahan 5, 10, 15 dan 20 hari menunjukkan perbedaan nyata pada taraf 99 persen. Kombinasi antara Eichhornia crassipes dengan lama pendedahan dan Salvinia mollesta dengan lama pendedahan juga menunjukkan perbedaan nyata pada taraf 99 persen dalam menurunkan kadar zat pencemar limbah cair tahu terkecuali pada parameter N-Amonia tidak terlihat adanya pcrbedaan nyata.