dc.description.abstract | Skripsi ini merupakan sebuah kajian sejarah etnik, yaitu etnik Batak Toba yang
bermigrasi ke daerah Tapanuli bagian selatan khususnya ke Desa Simarpinggan
Kecamatan Siais Tapanuli Selatan. Tujuan penelitian ini menjelaskan latar belakang
migrasi orang Batak Toba ke Desa Simarpinggan, menjelaskan proses adaptasi dan
interaksi sosial antara orang Batak Toba dengan orang Angkola di Desa Simarpinggan,
dan menjelaskan peran orang Batak Toba di Desa Simarpinggan Kecamatan Siais
Kabupaten Tapanuli Selatan (1942-2007). Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan metode sejarah, yaitu Heuristik (pengumpulan data dengan
library research dan wawancara), Kritik sumber, Interpretasi (menyimpulkan kesaksian
data yang dipercaya dari bahan yang ada), dan yang terakhir adalah Historiografi
(penulisan). Hasil dari penelitian ini yaitu orang Batak Toba yang bermigrasi ke Desa
Simarpinggan berasal dari dataran tinggi Toba seperti Tapanuli Utara, Humbang
Hasundutan dan dari daerah lainnya. Masuknya orang Batak Toba ke Desa
Simarpinggan ini di pelopori oleh Kaliasan Sitompul yang berasal dari Pahae Julu,
Tapanuli Utara. Kaliasan Sitompul maupun orang Batak Toba lainnya mendapatkan
penerimaan yang baik dari orang Angkola yang sebagai penduduk asli di desa ini.
Kedatangan orang Batak Toba ke Desa Simarpinggan juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor pendorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan.
Keadaan ekonomi yang tidak baik karena lahan yang tandus di wilayah dataran tinggi
Danau Toba, dan adanya misi budaya yang melekat pada diri orang Batak Toba yaitu
untuk mewujudkan konsep Hagabeon, Hasangapon, dan Hamoraon. Kedatangan
orang Batak Toba ke Desa Simarpinggan memiliki peran yang cukup besar baik dari
segi sosial, pemerintahan, budaya, dan ekonomi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
jumlah orang Batak Toba yang bermigrasi ke Desa Simarpinggan memiliki
peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 1940-an hingga saat ini. Sejak dulu
kehidupan orang Batak Toba dengan orang Angkola sudah terjalin dengan harmonis
dan akrab. Di tengah-tengah perbedaan etnis, agama serta kebiasaan-kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat tetap saling menghargai satu sama lain | en_US |