| dc.contributor.advisor | Sudarwati, Lina | |
| dc.contributor.author | Damanik, Nidia | |
| dc.date.accessioned | 2018-08-24T07:24:25Z | |
| dc.date.available | 2018-08-24T07:24:25Z | |
| dc.date.issued | 2018 | |
| dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5656 | |
| dc.description.abstract | Sumber daya alam yang melimpah memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian terutama sumber daya alam lokal seperti perkebunan. Perkebunan berhubungan erat dengan perdagangan, segala hasil dari perkebunan dapat diperjualbelikan oleh masyarakat. Perdagangan merupakan salah satu sektor utama dalam pusat perekonomian pada setiap wilayah baik di negara berkembang maupun maju. Perdagangan menjadi sektor yang banyak diminati oleh masyarakat karena banyaknya kesempatan dan permintaan dari masyarakat itu sendiri.Penduduk kota Medan banyak yang berprofesi dibidang perdagangan dan biasanya yang menjadi komoditasnya adalah hasil perkebunan. Kota Medan merupakan pusat perdagangan di provinsi Sumatera Utara dengan di topang dengan adanya daerah – daerah penyangga di sekitarnya yang memiliki kekhasan produk sumber daya alamnya masing – masing. Dalam aktivitas perdagangannya, pedagang salak membutuhkan jaringan yang dapat mempermudah menjalankan usaha dagang mereka baik secara sosial maupun ekonomi sehingga dapat menghadapi hambatan – hambatan yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menginterpretasikan pola jaringan sosial ekonomi yang terbangun serta kepercayaan yang terbangun pada pedagang – pedagang salak baik penulak ataupun pengecer dalam mempertahankan kelangsungan usahanya tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi, wawancara mendalam dan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui jurnal ilmiah, skripsi dan artikel lainnya yang sesuai dengan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan usaha perdagangan salak ini dimulai pada tahun 1970 dan dikuasai oleh mayoritas etnis Mandailing. Jaringan yang terbentuk antara penulak salak dan pedagang eceran adalah mayoritas jaringan yang didasarkan atas garis keluarga, satu suku, dan satu kampung, dimana pada awalnya jaringan yang terbentuk hanyalah jaringan ekonomi yang kemudian meluas ke jaringan sosial dan terdapat 4 pola jaringan antar pedagang salak, yakni : satu, jaringan antara pengirim salak dengan penulak salak. Kedua, jaringan antara sesama penulak salak di Kota Medan. Ketiga, jaringan antara penulak salak dengan pengecer salak. Keempat, jaringan antara pedagang pengecer dengan pelanggan. | en_US |
| dc.description.abstract | The abundant natural resources have a great influence on the economy, especially local natural resources such as plantations. Plantations are closely related to trade, all proceeds from plantations can be traded by the community. Trade is one of the main sectors in the economic center of every region in both developing and developed countries. Trade becomes a sector that is in great demand by the community because of the many opportunities and requests of the community itself. Medan city residents who work in the field of commerce and usually the commodity is the result of plantation. Medan City is a trading center in North Sumatera province supported by buffer zone around its own natural resource product. In trading activities, salak traders need a network that can facilitate their business operations both socially and economically so that they can face the barriers that exist. The purpose of this study is to know and interpret the pattern of socioeconomic networks that are built and the trust built on salak merchants either penulak or retailers in maintaining the continuity of the business. The type of this research is descriptive study using qualitative approach. Data collection techniques in this study using primary data is data obtained from the field through observation, in-depth interviews and secondary data is data obtained through scientific journals, theses and other articles in accordance with the research. The results of this study indicate that this trading business started in 1970 and is controlled by the majority ethnic Mandailing. The network formed between the salak and retail traders is the majority of networks based on family line, one tribe, and one village, where initially the network formed only the economic network which then extends to the social network and there are 4 patterns of network among salak merchants, namely : one, the network between the sender of barking with the barking penulak. Second, the network between fellow barkers in Medan City. Third, the network between the barking penakak with salak retailers. Fourth, the network between merchants retailers with customers. | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
| dc.subject | Pedagang | en_US |
| dc.subject | Jaringan | en_US |
| dc.subject | Sosial Ekonomi | en_US |
| dc.subject | Penulak | en_US |
| dc.title | Jaringan Sosial Ekonomi Pedagang Salak (Studi pada Pedagang Salak di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung) | en_US |
| dc.type | Thesis | en_US |
| dc.identifier.nim | NIM110901016 | en_US |
| dc.identifier.submitter | Nurhusnah Siregar | |
| dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |