Tarian Tradisional dalam Upacara Keagamaan di Jepang Nihon No Shukyo Gishiki De No Dento Buyo
View/ Open
Date
2022Author
Sitorus, Romer Roganda
Advisor(s)
Barus, Murniati Br.
Metadata
Show full item recordAbstract
Jepang adalah salah satu negara yang melakukan ritual atau roh dalam keagamaan dan menggabungkannya dalam tarian tradisional seperti Bon odori, Awa Odori, Kasa Odori, Onikenbai, dan Kagura. Bon Odori adalah serangkaian upacara dan tradisi di Jepang utuk merayakan kedatangan arwah leluhur yang dilakukan seputar tanggal 15 Juli menurut kalender Tempo. Ritual-ritual yang biasanya dilakukan orang Jepang selama Obon adalah selama orang-orang membersihkan rumah mereka dan menempatkan sayuran dan buah-buahan sebagai persembahan kepada roh leluhur di depan butsudan yang dihiasi dengan bunga dan chouchi (lentera kertas) untuk perayaan.Tari Awa berasal dari gerakan tari disertai pengucapan doa agama Buddha. Setiap tahun tanggal 12-15 Agustus, tari Awa dilangsungkan di tengah kota Tokushima. Penari Awa menari dalam kelompok-kelompok yang disebut ren sambil berpawai di jalan-jalan. Musik pengiring dalam tarian ini menggunakan alat musik yang terdiri dari shamisen, perkusi ( taiko dan tsuzumi), genta ( kane), dan flute ( yokubue). Dikatakan bahwa tari payung ( kasa odori) saat ini adalah yang mengubah tarian tradisional dari topi mahkota menjadi payung bergagang panjang dan menciptakan tarian yang menggabungkan pola tarian pedang. Onikenbai tarian ini adalah tarian ring yang melantunkan Nembutsu, namun ada juga tarian akrobatik seperti tarian pedang Jepang yang melambangkan Doa. Tarian ini sering disebut sebagai hiburan rakyat atau Tari Pedang Nembutsu yang telah populer di berbagai daerah di prefektur iwate sejak lama, dan banyak diantarnya masih bertahan sampai sekarang. Kagura adalah kata dalam bahasa Jepang yang mengacu pada jenis tarian teatrikal Shinto yang lebih tua dari tarian musik seperti Noh.
Collections
- Diploma Papers [164]