dc.description.abstract | Masyarakat Batak Toba sering dikenal sebagai trasmigran. Masyarakat Batak Toba dari tanah Batak terkenal akan kegigihannya dalam berkerja, karena ada konsep hamoraon, hasangapon, dan hagabeon yang ditanamakan masyarakat Batak Toba sebelum merantau. Selain itu, ciri masyarakat Batak Toba di Kabupaten Pelalawan menganggap sesama perantau dari tanah Batak menjadi kerabat sedangkan perantau bukan dari tanah Batak dan asli masyarakat di kabupaten Pelalawan menjadi bukan kerabat. Masyarakat Batak Toba yang menjadi kerabat membentuk Serikat Tolong Menolong perkumpulan sekampung, perkumpulan semarga seperti contonya Serikat Tolong Menolong (STM) Toga Nainggolan.
Solidaritas kekerabatan masyarakat Batak Toba di perantauan, khususnya di Kabupaten Pelalawan. Sistem kekerabatan yang digunakan masyarakat Batak Toba di tanah Batak adalah Dalihan na tolu. Peran dalihan na tolu digunakan dalam segala kegiatan dan adat Batak Toba.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dalihan na tolu masih digunakan dalam kegiatan (kegiatan bulanan, tahunan, dan kegiatan tiba-tiba seperti kunjungan kasih) STM Toga Nainggolan, acara adat Batak Toba, mengetahui struktur keanggotaan, penetapan anggaran dasar STM Toga Nainggolan, penyelesaian masalah dan alat komunikasi yang digunakan STM Toga Nainggolan. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dengan anggota STM Toga Nainggolan, observasi langsung terhadap kegiatan STM Toga Nainggolan.
Hasil penelitian ini menggambarkan peran dalihan na tolu didalam segala aspek kehidupan masyarakat Batak Toba di STM Toga Nainggolan masih dipergunakan dan hubungan kerabat dalihan na tolu sesama anggota STM Toga Nainggolan masih terjalin dengan baik disebabkan beberapa alasan 1) masih mempertahankan peran dalihan na tolu dalam adat istiadat Batak Toba dari Kampung halamannya, 2) memiliki perasaan hidup senasib dan sepenanggungan yang tampak dari kegiatan bulan dan tahunan, kunjungan kasih, dan acara adat. | en_US |