| dc.contributor.advisor | Munthe, Hadriana Marhaeni | |
| dc.contributor.author | Silaban, Lili Tupa E | |
| dc.date.accessioned | 2018-08-29T03:21:45Z | |
| dc.date.available | 2018-08-29T03:21:45Z | |
| dc.date.issued | 2018 | |
| dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5816 | |
| dc.description.abstract | Penelitian ini khusus mengkaji tentang masalah beban ganda yang timbul akibat ketimpangan pembagian beban kerja antara laki-laki dan perempuan di dalam keluarga. penelitian ini dilakukan di desa Sitolubahal pada masyarakat petani yang menganut sistem patriarkhi. Sistem ini mengorbankan salah satu pihak di dalam keluarga yaitu perempuan yang mengalami beban kerja lebih banyak.
Penelitian menggunakan teori nurture yang mengemukakan bahwa pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan merupakan hasil dari konstruksi sosial-budaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui realitas beban ganda petani perempuan Batak Toba dan respon mereka terhadap realitas beban ganda tersebut di desa Sitolubahal. Jenis metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dokumentarsi. Penentuan informan dengan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan topik penelitian. Informan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu informan utama dengan jumlah 15 orang dan informan tambahan dengan jumlah 2 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa realitas beban ganda petani perempuan Batak Toba di desa Sitolubahal dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan perempuan dan laki-laki setiap hari. Petani Perempuan lebih mendominasi pekerjaan sedangkan laki-laki lebih banyak menghabiskan waktunya di lapo tuak. Petani perempuan mempunyai jam kerja sekitar 17-19 jam perhari sedangkan laki-laki memiliki jam kerja sekitar 4-7 jam perhari. Beban ganda mengakibatkan petani Perempuan terabaikan dari kegiatan pelatihan dan pemberdayaan yang diadakan pemerintah maupun pihak luar. Partisipasi perempuan di lahan pertanian dan di sektor domestik lebih terlihat aktif. Relasi kerja antara suami dan istri di dalam kerja petani adalah relasi dominasi dan secara sosial perempuan didefinisikan atas kepentingan laki-laki. Perempuan Batak Toba ditundukkun oleh tradisi masyarakat dengan predikat yang disandangnya yaitu “Parsoduk Bolon dan Parbahul-bahul na Bolon”. Perempuan harus dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma dan nilai adat yang berlaku. Respon perempuan terdapat realitas beban ganda tersebut terbagi menjadi dua yaitu patuh dan resisten. | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
| dc.subject | Beban Ganda | en_US |
| dc.subject | Perempuan | en_US |
| dc.subject | Keluarga | en_US |
| dc.title | Beban Ganda Petani Perempuan di Keluarga (Studi pada Perempuan Batak Toba di Desa Sitolubahal) | en_US |
| dc.type | Thesis | en_US |
| dc.identifier.nim | NIM140901049 | en_US |
| dc.identifier.submitter | Nurhusnah Siregar | |
| dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |