Show simple item record

dc.contributor.advisorSaladin
dc.contributor.authorRambe, Ibrahim
dc.date.accessioned2018-08-30T03:35:26Z
dc.date.available2018-08-30T03:35:26Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5891
dc.description.abstractPenarik becak merupakan salah satu pekerjaan sektor informal yang banyak dikerjakan oleh masyarakat urban dikarenakan pekerjan sektor informal tidak membutuhkan keterampilan khusus serta pendidikan yang tinggi. Bagi masyarakat kelas menengah ke bawah hingga masyarakat kurang mampu (miskin) menganggap pekerjaan sebagai pengemudi becak merupakan salah satu solusi yang dapat dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi serta berkembangnya sistem globalisasi dunia, pekerjaan sektor informal terkhususnya penarik becak semakin menjadi berat dan semakin sulit untuk dilakukan. Munculnya moda-moda transportasi baru yang lebih canggih, murah dan memiliki akses yang mudah menjadi permasalahan besar yang dihadapi. Pada saat ini industri jasa transportasi ojek online semakin marak di Indonesia, salah satu buktinya adalah dengan muculnya PT Go-Jek Indonesia dengan salah satu layanan yang disebut dengan Go-Ride. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, serta studi kepustakaan. Teknik pengambilan informan dilakukan dengan cara Purposive Sampling, adapun yang menjadi analisis dan informan dalam penelitian ini adalah melibatkan pihak-pihak seperti: transportasi konvensional (tukang becak ), Ketua organisasi betor stasiun kereta api Medan, driver gojek, dan penumpang atau masyarakat. Interpretasi data dilakukan dengan mengolah data yang didapatkan dari catatan maupun hasil wawancara yang dilakukan di lapangan. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa, dari sebagian besar pendapatan tukang becak mengalami penurunan pesanan/ sewa sehingga pendapatan mereka yang dulunya mencukupi sekarang menjadi berkurang setiap harinya setelah adanya transportasi online. Kedua sebagian besar masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi online (Go-jek) karena lebih mudah, murah, dan cepat. Ketiga, persaingan yang terjadi antara transportasi online (Go-jek) dengan tukang becak menimbulkan konflik. Permasalahan tarif dan peraturan yang belum jelas menyebabkan terjadinya pro dan kontra. Usaha penyelesaian konflik hanya berupa mediasi oleh berbagai pihak telah dilakukan dan menghasilkan aturan titik penjemputan atau batas penjemputan penumpang yang di perbolehkan untuk driver GOJEK, sehingga batas wilayah Betor dan Gojek menjadi lebih jelas. Hal tersebut tentu masuk akal karena adanya kecemburuan sosial oleh pengemudi becak motor dimana tukang becak merasa sumber memperoleh uang mereka diambil oleh pengemudi transportasi online (gojek).en_US
dc.description.abstractRickshaw motorcycle drivers are one of the informal sector jobs that many urban people do because the work of the informal sector does not require special skills and high education. For the middle to lower class society (poor) people consider the work as a pedicab driver is one solution that can be done to meet daily needs. Over time, the growing information and communication technology and the development of globalization system of the world, the work of the informal sector in particular the rickshaw motorcycle drivers are getting heavier and harder to do. The emergence of new modes of transportation is more sophisticated, cheaper and has easy access to the big problems faced. At this time the ojek transportation service industry increasingly rampant in Indonesia, one of the proof is with the emergence of PT Go- Jek Indonesia with one service called Go-Ride. The research method used in this research is descriptive study method with qualitative approach. Data collection technique is done by observation, interview, and literature study. Technique of taking informant is done by purposive sampling, while the analysis and informant in this research is involving parties such as: conventional transportation (rickshaw motorcycle drivers), Head of Medan railway station better organization, drivers of the gojek, and passenger or community. Interpretation of data is done by processing data obtained from records and interviews conducted in the field. From the results of research conducted shows that, from most of the income pedicab drivers experience a decrease in orders / rental so that their income that was sufficient now to be reduced every day after the online transport. The second, most people prefer to use online transportation (Go-jek) because it is easier, cheaper, and faster. Thirdly, the competition between online transport (Go-jek) and rickshaw motorcycle drivers has caused conflict. Unclear tariff and regulatory issues lead to pros and cons. Conflict solving efforts are only mediations by various parties and have established a point of pick-up point or passenger pickup limit that is allowed for GOJEK drivers, so the boundaries of Betor and Gojek areas become clearer. It certainly makes sense because of social jealousy by rickshaw motorcycle drivers where rickshaw motorcycle feel the source of earning their money is taken by an online transportation driver (gojek).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectDampaken_US
dc.subjectTransportasi Onlineen_US
dc.subjectKonfliken_US
dc.titleDampak keberadaan Transportasi Online (Go-Jek) Terhadap Tukang Becak (Studi Deskriptif Pangkalan Becak Stasiun Kereta Api Medan Provinsi Sumatera Utara)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM130901002en_US
dc.identifier.submitterNurhusnah Siregar
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record