dc.description.abstract | Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra dibagi menjadi dua jenis, karya sastra yang bersifat non fiksi dan fiksi. Salah satu bentuk karya sastra fiksi yang diminati adalah novel. Novel terdiri dari dua unsur yaitu unsur instrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu dari dalam. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra.novel yang baik secara intrinsik harus memiliki tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat.dan antar unsur harus saling mendukung, jika tidak saling mendukung maka secara intrinsiK kurang begitu baik. Salah satu novel jepang yang berjudul “Purple Heart Affair” setelah penulis baca memilik iunsur yang kurang begitu baik.
Novel adalah “Purple Heart Affair” karya Senkoi Seisaku Iinkai merupakan cerita gadis remaja yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP yang bernama Yukari Fujino. Novel ini yang mengisahkan sebuah kisah tentang anak perempuan yang malas belajar, modis dengan gaya gyaru, tidak banyak teman, tidak disiplin dan di bumbui dengan kisah percintaan yang penuh dengan persyaratan. Tema nya baik secara struktural, penokohan yang memiliki kekurangan, hanya ada tokoh antagonis saja, alur baik secara struktural, dan latar juga baik secara struktural.
Penulis menganalisis novel “Purple Heart Affair” menggunakan pendekatan struktural, yang merupakan pendekatan instrinsik. Yaitu membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Cara kerjanya dengan menganalisis unsur-unsur struktur dalam karya sastra, serta mencari keterkaitan antar unsur-unsur tersebut untuk mencapai makna yang menyeluruh.
Tema adalah seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan di paparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut. Novel Purple Heart Affair memiliki tema percintaan anak remaja dan percintaan penuh dengan persyaratan. Percintaan yang sungguh-sungguh harus dibuktikan dengan kegigihan, keseriusan untuk mendapatkan cinta sejati. Dilakukan oleh remaja terhadap gurunya yang dianggap tidak wajar.
Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu menggambarkan yang jelas tentang tokoh tersebut. Tingkat segi peranan adalah tokoh utama dan tambahan. Dari segi fungsi yaitu tokoh protagonis dan antagonis. Penokohan dalam novel ini memiliki kekurangan karena hanya ada tokoh antagonis saja.
. Alur adalah tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian suatu peristiwa yang berbagai macam. Plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan yang terdiri dari: Exposition, Inciting Force, Rising Action, Crisis, Climax, dan FallingAction. Alur dalam novel ini baik.
Latar atau setting adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.Novel ini menggunakan latar tempat di sebuah kota di Jepang. latar waktu yang digunakan adalah pada saat Yukari kelas 3 SMP, Sore hari, tahun baru, bulan februari dan pada saat musim semi awal masuk SMA. Latar sosial dalam novel Purple Heart Affair yang di gambarkan oleh pengarang adalah percintaan yang tidak wajar melanggar norma sosial di jepang. yang terjadi antara murid dan guru tingkat SLTP.
Melalui pendekatan struktural, dapat dilihat bahwa tema novel “Purple Heart Affair” ini memiliki tema percintaan anak remaja dan percintaan penuh dengan persyaratan. Percintaan yang sungguh-sungguh harus dibuktikan dengan kegigihan, keseriusan untuk mendapatkan cinta sejati. Dilakukan oleh remaja terhadap gurunya yang dianggap tidak wajar.Untuk mendukung tema dalam cerita ini pengarang menciptakan tokoh Pak Guru Kohei yang rajin, dingin, dan disiplin. Yang membuat Yukari jatuh cinta dengan pak Guru Kohei, Yukari diberi syarat untuk mendapatkan cinta dari pak guru dengan cara menulis laporan membuat yukari yang malas menjadi rajin belajar. Jadi tema dan penokohan dalam novel purple heart affair saling berkaitan. Hubungan tema dengan alur Pada tahap exposition digambarkan awal bertemunya Yukari dan Ariwara di konser band rock dan yukari menyukai drummer band tersebut yang ternyata adalah guru baru di sekolahnya. pada tahap inciting force mulai terjadi pertentangan kehendak atau perilaku pada Yukari ketika yukari di suruh untuk menulis laporan waka shu setiap senin. Padahal waka adalah pelajaran yang tidak disukai oleh Yukari. Mulai berkonflik yaitu pada tahap Ricing Action. Ketika Aoi marah ke Yukari dan mengancam Yukari untuk tidak dekat dengan pak guru Kohei. Konflik mulai terjadi pada tahap Crisis hingga Climax yaitu kehadiran ibu guru rokujou dan membuat Yukari cemburu berat dan memutuskan tidak menulis waka lagi. Pada tahapini, pengarang membuat tema berhasil mencapai maksud dan tujuannya, yaitu Pak guru jadi tahu isi hati Yukari dengan sungguh-sungguh. tahap falling action tema berhasil mencapai tema ketika yukari dan pak guru kohei bertemu di took buku dan mereka menjadi pacar.
Hubungan antar penokohan dengan alur terlihat bahwa Terdapat hanya satu tokoh antagonis, dan dari keseluruhan lainnya hanya terdapat tokoh protagonis saja. Hal ini membuat cerita sedikit monoton, jadi kurang begitu baik dan kurang begitu mendukung.Hubungan antara latar dengan alur digambarkan melalui tahapan-tahapan peristiwa dalam novel ini. Cerita akan kurang menarik jika hanya menunjukkan satu suasana tempat saja, untuk itu pengarang juga menggunakan beberapa latar. Sehingga alur dan latar saling mendukung satu sama lainnya
Berdasarkan analisis menggunakan pendekatan struktural, novel “Purple Heart Affair” karya Senkoi Seisaku Iinkai ini dapat diambil kesimpulan bahwa novel dari segi struktural kurang begitu baik karena ditemukan ketidak seimbangan pada unsur penokohan hanya satu tokoh antagonis saja. jadi secara struktural kurang baik. | en_US |