Analisis Tindak Tutur dalam Komik “Tokyo Ghoul:Re” Karya Ishida Sui

Abstract

Judul dari penelitian adalah Analisis Tindak Tutur dalam Komik “Tokyo Ghoul:re” Karya Ishida Sui. Penulis memilih judul ini karena penulis tertarik untuk membahas tindak tutur dan karena tindak tutur sangat dekat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Percakapan adalah peristiwa berbahasa lisan antara dua atau lebih penutur yang saling memberikan informasi dan mempertahankan hubungan yang baik. Dari setiap proses percakapan tersebut mengakibatkan peristiwa tutur dan tindak tutur. Peristiwa tutur adalah interaksi yang terjadi antara penutur dan lawan tutur dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Tindak tutur adalah segala tindak yang dilakukan melalui berbahasa, segala yang kita lakukan ketika kita berbahasa. Terdapat 3 macam tindak tutur yaitu tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. lokusi (locutionary act) berarti makna dasar atau referensi kalimat. Tindak ilokusi (illocutionary act) berarti ujaran yang mengandung tindakan. Dan tindak perlokusi (perlocutionary act) berarti hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ujaran (terhadap pendengar). Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Pragmatik. Pragmatik merupakan salah satu studi tentang makna dan hubungannya dalam situasi ujar. Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, mendeskripsikan jenis tindak tutur ilokusi dan mendeskripsikan tindak tutur perlokusi yang terdapat dalam komik “Tokyo Ghoul:re”. penelitian menggunakan percakapan yang tedapat pada komik “Tokyo Ghoul:re” sebagai seumber data dan menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif. Penulis menganalisis data menggunakan teori jenis tindak tutur ilokusi milik Searle dan verba perlokusi milik Alston. Tindak tutur Ilokusi dibagi menjadi 5: (1) Asertif yaitu tindak tutur berupa proposisi realitas yang diungkapkan oleh penutur, tuturan ini mengandung fungsi: pernyataan, desakan, dan lain sebagainya. (2) Direktif ialah sebuah tindak tutur yang diungkapkan penutur yang mencoba membuat mitra tutur melakukan sebuah tindakan. (3) Komisif Sebuah tindak tutur yang menyatakan tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang oleh penutur. (4) Ekspresif adalah sebuah tindak tutur yang menyatakan perasaan penutur. (5) Deklaratif adalah sebuah tindak tutur yang penuturannya menyesuaikan perubahan langsung atas fungsi sesuatu berdasarkan kebiasaan. Verba perlokusi terdiri dari: meyakinkan, menipu, memperdayakan, membohongi, menganjurkan, membesarkan hati, menjengkelkan, mengganggu, menakuti (menjadi takut), memikat, menawan, menggelikan hati, mengilhami, mempengaruhi, mencamkan, mengalihkan, membingungkan, mengurangi ketegangan, memalukan, mempersukar, menarik perhatian, dan menjemukan. Data ditampilkan berdasarkan klasifikasi verba perlokusi dan jenis tindak tutur ilokusi dalam bentuk percakapan. Percakapan ditulis dalam bahasa Jepang yang diikuti dengan huruf romaji dan disertai terjemahan dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan analisis dapat ditarik kesimpulan yaitu ditemukan delapan puluh enam data yang mengandung Tindak tutur. Dari 86 data mencakup 65 jenis tindak tutur ilokusi menurut Searle dan 21 verba perlokusi menurut Alston. Verba perlokusi yang dominan pada komik “Tokyo Ghou:re” adalah efek yang termasuk kategori verba mengganggu yaitu sejumlah 7 data dari 21 data dan jenis tindak tutur ilokusi yang sering digunakan adalah sebanyak 30 data.