Fenomena Inemuri Pada Perusahaan Jepang
Nihon Kaisha Ni Okeru Inemuri To Iu Genshou
View/ Open
Date
2017Author
Sinaga, Meshya Yolanda
Advisor(s)
Pujiono, Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Jepang adalah negara yang memiliki tradisi kerja keras dan jiwa pantang menyerah. Masyarakat Jepang juga dikenal dengan ketekunan bekerja dan rasa kesetiaan yang luar biasa pada perusahaan atau tempat bekerja. Bekerja lembur tanpa dibayar dan sedikitnya hari libur atau istirahat merupakan salah satu bentuk komitmen pada perusahaan. Pekerja Jepang rela mengorbankan kepentingan pribadi untuk mengabdi pada perusahaan.Prestasi kerja dan loyalitas diukur dari panjangnya jam kerja.
Negara Jepang memiliki jam kerja yang lebih panjang dibanding negara lainnya. Rata-rata pekerja Jepang sering bekerja selama 12 jam dalam sehari. Bekerja yang berlebihan dan jam kerja yang sangat tinggi inilah yang memicu terjadinya tertidur di saat jam kerja. Di Jepang hal ini disebut dengan Inemuri. Inemuri merupakan hadir sembari tidur atau dengan kata lain tidur saat sedang bertugas. Bukan sebagai tanda bermalas-malasan, justru dianggap sebagai pekerja keras, atau orang yang mengabdikan dirinya sungguh-sungguh pada perusahaan tempat bekerja. Inemuri yang terjadi pada masyarakat Jepang dipicu oleh jam kerja yang yang melebihi standar waktu normal dan manajemen waktu yang buruk bagi pekerja, misalnya berkurangnya jam tidur yang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan pekerja.
Jepang memiliki jam tidur tersingkat dibandingkan negara lain. Di kebudayaan Jepang mengurangi waktu tidur mereka untuk bekerja dianggap berbudi luhur. Sejak abad pertengahan, bangun pagi diterapkan diseluruh lapisan masyarakat yaitu tidur lebih terlambat dan bangun lebih awal yang memiliki arti orang yang baik.Dengan jam kerja yang panjang dan mengurangi jam tidur di malam hari, semakin mendorong karyawan untuk tidur ditempat kerja.
Inemuri merupakan pemandangan yang umum di Jepang. Hal ini dapat diterima secara sosial semalam tidak melanggar, menghalangi atau mengganggu ketenangan lingkungan sekitar.Penyebab utama inemuri ini adalah tingginya tuntutan dan persaingan kerja di Jepang. Kebanyakan mereka kerja lembur bahkan tidak pulang kerumah dengan alasan pekerjaan yang belum sempurna.Dan juga mereka lebih memilih menghabiskan waktu istirahat malam hari untuk berkumpul dengan rekan kerjanya sehingga waktu istirahat berkurang.
Fenomena inemuri biasanya terjadi terutama pada kalangan pekerja maupun karyawan di Jepang yang hidup secara teratur menerima gaji dari perusahaan atau disebut sarariman. Umumnya para sarariman mulai bekerja pukul 08.00 pagi dan pulang pada pukul 17:00 sore, namun sebagian besar sarariman ini melanjutkan pekerjaannya hingga larut malam bahkan mereka tidur di tempat kerja. Kerja lembur yang terus menerus bisa mengakibatkan para sarariman kelelahan, stress, dan juga bisa mengakibatkan kematian. Inemuri di saat jam kerja menjadi alternatif untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuh yang kelelahan akibat frekuensi jam kerja yang sangat tinggi. Inemuri merupakan kebiasaan yang terkenal di Jepang dan bukan merupakan hal yang baru. Fenomena inemuri pertama kali muncul pada tahun 1980-an saat ledakan ekonomi yang mendorong pekerja untuk semakin produktif.
Secara umum inemuri disesuaikan dengan usia dan tanggung jawab. Karyawan yang lebih senior di sebuah perusahaan akan diberi kelonggaran lebih banyak jika melakukan inemuri, sedangkan karyawan yang lebih muda cenderung tetap terjaga selama bekerja dan terlihat lebih tekun.
Posisi inemuri tidak seperti posisi tidur pada umumnya yang nyaman dengan membaringkan tubuh, tetapi posisi tidurnya yaitu dengan posisi tubuh duduk, badan tetap tegap , dan mata terpejam. Posisi kebiasaan tidur unik orang Jepang ini memang sangat tidak nyaman pada sebagian orang di negara lain. Tetapi di Jepang hal ini merupakan hal biasa, dan mereka dapat tertidur pulas meskipun dengan posisi yang kurang nyaman.
Hampir sebagian besar pekerja Jepang melakukan inemuri ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemandangan orang yang melakukan inemuri di berbagai tempat umum, seperti di kereta, taman, maupun di pinggir jalan. Orang Jepang tidak merasa khawatir akan keselamatan barang bawaan, bahkan mereka bisa tertidur pulas. Hal ini terjadi karena Jepang merupakan negara maju yang memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi sehingga tingkat kejahatannya sangat rendah. Selain itu fasilitas umum di Jepang juga sangat nyaman dan selalu tepat waktu.
Inemuri mempunyai berbagai dampak positif terutama bagi perusahaan dan juga pekerja di Jepang. Bagi perusahaan yaitu dapat memajukan perusahaan sehingga bisa mencapai target yang diinginkan. Sedangkan bagi pekerja yaitu sebagai inemuri cara untuk mengatasi kelelahan saat bekerja, dan juga sebagai bukti komitmen dan pengabdian diri pada perusahaan tempat mereka bekerja.Selain itu pemerintah dan perusahaan mendukung adanya kegiatan inemuri di kalangan pekerja Jepang. Perusahaan memberikan waktu 30 menit bagi karyawannya untuk tidur di saat jam bekerja. Dan pemerintah menerapkan adanya Premium Friday, memaksa karyawan mengambil cuti, mengurangi jam lembur kerja, serta anjuran memberikan suasana baru dalam kantor untuk menghindarkan pekerja dari stres dan kematiaan saat melakukan pekerjaan.
Collections
- Undergraduate Theses [525]