Studi Tentang Kelompok Pendukung dan Penentang Terhadap Penghapusan Dwi Fungsi ABRI Tahun 1998-2001
Abstract
Militer sebagai salah satu kekuatan sosial politik pada masa Orde Baru
telah memainkan perannya yang dominan dalam arena politik. Militer
menggunakan doktrin Dwi Fungsi sebagai usahanya dalam memperluas
kekuasaan. Hal ini terjadi selama lebih dari tiga puluh tahun dimana militer
menjadi salah satu penopang kekuasaan Soeharto. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kelompok mana yang mendukung dan menentang
terhadap konsep Dwi Fungsi setelah jatuhnya Orde Baru. Penelitian ini
menggunakan bentuk penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan
pendekatan sejarah lalu membuat pemetaan kelompok yang mendukung dan
menentang penghapusan Dwi Fungsi ABRI. Teori yang digunakan adalah teori
pola hubungan sipil-militer yang menggambarkan peran dominan militer dalam
politik. Hal ini berkaitan dengan konsep Dwi Fungsi ABRI yang berlaku selama
Orde Baru yang telah diselewengkan oleh Orde Baru.
Kelompok yang mendukung berasal dari kalangan militer yaitu para
perwira militer yang telah menduduki jabatan strategis dalam politik. Kelompok
pendukung tersebut seperti pemimpin Orde Baru sendiri yaitu Soeharto yang tidak
menginginkan kekuasaannya beralih dan juga anggota Kabinet Pembangunan VII
yang merupakan kabinet bentukan Soeharto. Menurut para pendukungnya bahwa
militer masih dibutuhkan dalam politik sehubungan dengan kekuasaannya selama
bertahun-tahun. Jadi sulit untuk menghilangkan peran politik militer di Indonesia.
Selain itu, militer juga merupakan bagian dari kekuatan sosial politik yang
dibutuhkan untuk membangun negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Sedangkan kelompok penentangnya berasal dari kalangan mahasiswa yang
menginginkan adanya perubahan secara total seiring dengan jatuhnya Soeharto
sebagai pemimpin Orde Baru. Kelompok penentang ini dibagi atas dua yaitu garis
moderat yang menginginkan penghapusan Dwi Fungsi secara bertahap yang
terdiri dari kelompok internal militer yaitu para perwira yang masih duduk dalam
jabatan politik. Kelompok yang kedua adalah garis keras yang menentang Dwi
Fungsi ABRI tanpa kompromi. Kelompok ini terdiri dari gabungan mahasiswa
seperti Forum Kota, Partai Amanat Nasional dan Partai Rakyat Demokratik.
Collections
- Undergraduate Theses [1049]