Show simple item record

dc.contributor.advisorMalayu, Siti Muharami
dc.contributor.authorBadri, Zealin Annisa
dc.date.accessioned2018-08-31T03:16:28Z
dc.date.available2018-08-31T03:16:28Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5961
dc.description.abstractSoba merupakan mie yang terbuat dari buckwheat (gandum hitam). Soba dikatakan berasal dari China dan di bawa ke Jepang akhir zaman Jomon (10.000 SM sampai 300 SM). Di Jepang sendiri pembuatan soba baru dimulai sekitar abad ke-17. Soba masuk ke Jepang melalui Pulau Tsushima yang dibawa oleh Korea. Kemudian soba berkembang dengan baik di Hokkaido dan wilayah Jepang yang lain. Catatan tertua tentang tepung buckwheat yang disebut mie (sobakiri) tertulis dalam buku catatan Kuil Joushou-ji, desa Oukuwa, prefektur Nagano. Sewaktu kuil selesai direnovasi pada tahun 1574, sobakiri termasuk kedalam daftar barang sumbangan yang diterima untuk penyelenggaraan selamatan. Dizaman dahulu, pengantar soba mengantarkan pesanan dengan berjalan kaki atau kalau perlu sambil berlari. Soba dibawa didalam kotak kayu yang disebut okamochi. Seusai perang dunia II, pengantar soba mulai menggunakan sepeda atau sepeda motor. Di Jepang, ada tradisi kebiasaan makan soba pada acara-acara khusus. Salah satunya adalah ketika di zaman Edo ada soba yang dimakan saat malam pergantian tahun baru atau lebih dikenal dengan sebutan “toshikoshi soba” yang artinya soba melewatkan tahun. Selain itu, di zaman Edo juga ada kebiasaan yang dikenal sebagai “hikkoshi soba” dimana soba disajikan kepada tetangga oleh orang yang baru saja pindah, berharap dapat menjalin hubungan silaturahmi yang bertahan lama. Toshikoshi soba memiliki arti soba pergantian tahun. Toshikoshi soba disantap sebagai hidangan terakhir dalam suatu tahun. Hidangan ini berfungsi untuk memberikan umur yang panjang sekaligus kesehatan dan keberuntungan yang berlimpah di tahun selanjutnya. Selain itu, soba juga berfungsi untuk memberikan suasana kekeluargaan dan keakraban bagi masyarakat yang menikmatinya. Toshikoshi soba dimakan saat tengah malam pada tanggal 31 Desember, sebelum berganti hari berikutnya. Hikkoshi soba merupakan sebuah tradisi yang ada di Jepang dimana sebuah keluarga yang baru pindah ke lingkungan memperlakukan semua tetangganya dengan memberikan soba yang berfungsi sebagai cara pengenalan mereka terhadap masyarakat di lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan untuk dapat menjalin dan mempererat persaudaraan antar tetangga. Selain memiliki fungsi, soba juga memliki makna sebagai makanan tradisional yang wajib disajikan pada momen-momen tertentu. Toshikoshi soba merupakan sesuatu yang memutus kesialan, kesedihan ataupun bencana. Oleh karena itu, jika soba dimakan saat pergantian tahun (misalnya dimakan pukul 23.55, tetapi selesai pukul 00.05) akan dapat mengundang kesialan. Selain itu, jika toshikoshi soba tidak dimakan habis, hal tersebut akan membuat rezeki berkurang. Saat soba dibuat, adonan diregangkan dan dipotong dalam bentuk panjang dan tipis, yang konon mewakili kehidupan yang panjang dan sehat. Menariknya, karena soba mudah dipotong dibandingkan dengan jenis mie lainnya, hal itu juga melambangkan keinginan untuk memotong semua kemalangan tahun lalu untuk memulai tahun baru yang segar. Musim di Jepang juga mempengaruhi hidangan soba yang disantap. Karena tahun baru di Jepang dilalui dengan musim dingin. Maka soba yang disajikan saat acara toshikoshi soba adalah soba rebus yang hangat. Hal ini dapat menjadikan tubuh menjadi hangat saat menyantap toshikoshi soba. Pada zaman Edo, tradisi pemberian makanan ke tetangga baru menggunakan bubur kacang merah atau kue beras (mochi). Tetapi karena ingin membuatnya lebih sederhana, orang mulai memberi soba sebab lebih murah. Sehingga pemberian soba kepada tetangga baru disebut dengan hikkoshi soba. Bentuk panjang soba mempunyai arti untuk hubungan yang lebih lama dan berharap dapat memberikan rasa menyenangkan dengan tetangga baru saat memberikan soba. Hikkoshi soba tidak memliki waktu yang khusus untuk memberikan kepada tetangga. Saat mereka selesai membereskan barang-barang pindahan, mereka mulai memberikan soba kepada tetangga baru. Hal ini dapat menunjukkan tindakan yang baik dan bermanfaat terhadap sesama tetangga sehingga dapat memiliki hubungan yang lebih lama dan memberikan rasa kekeluargaan dengan tetangga baru. Jenis soba yang dimakan saat hikkoshi soba adalah soba segar dan rebus dalam penyajian hangat maupun dingin. Hal ini disesuaikan saat musim apa mereka pindah rumah. Jika mereka pindah rumah pada saat musim panas atau bercuaca panas, mereka menyantap soba segar yang disajikan dingin. Tetapi jika mereka pindah saat musim dingin atau bercuaca dingin, mereka akan menyantap soba rebus yang disajikan hangat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectTradisi Makanen_US
dc.subjectKehidupanen_US
dc.subjectMasyarakat Jepangen_US
dc.titleTradisi Makan Soba Dalam Kehidupan Masyarakat Jepangen_US
dc.title.alternativeNihon Shakai No Seikatsu Ni Okeru Soba No Taberu Dentouen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM130708068en_US
dc.identifier.submitterIndra
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record