• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Social Sciences and Political Science
    • Department of Public Administration
    • Undergraduate Theses
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Social Sciences and Political Science
    • Department of Public Administration
    • Undergraduate Theses
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Pengaruh Gaya Kepemimpinan Fasilitator Kelurahan terhadap Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (Studi pada Kel Syahmad, Kec Lubuk Pakam, Kab Deli Serdang)

    View/Open
    Fulltext (3.767Mb)
    Date
    2009
    Author
    Nurhuda, Indah Kurniati
    Advisor(s)
    Sembiring, Robinson
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin dapat ditumbuhkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan kemiskinan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Di dalam tulisan ini, penulis melakukan penelitian khusus terhadap PNPM Perkotaan. Hal ini dikarenakan tingkat kemiskinan di daerah perkotaan tidak lebih baik dari pada daerah perdesaan khususnya di wilayah Sumatera Utara. berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara No. 32/08/12/Th. X, 1 Agustus 2007 dinyatakan bahwa penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Sumatera Utara pada bulan Maret 2007 sebesar 1,768 juta orang (13,90 persen). Berdasarkan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perkotaan tidak lebih baik dari pada daerah perdesaan. Adapun salah satu badan pelaksana PNPM Mandiri Perkotaan adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). BKM merupakan dewan pimpinan kolektif masyarakat warga penduduk kelurahan, dan sebagai lembaga BKM dapat bertindak sebagai representasi masyarakat warga penduduk kelurahan. Karena merupakan pimpinan kolektif masyarakat dalam mewujudkan tujuan dari PNPM Mandiri Perkotaan maka BKM merupakan salah satu badan yang memiliki peran vital dalam pencapaian tujuan PNPM Mandiri Perkotaan. BKM ini diharapkan menjadi lembaga yang mandiri, yang memiliki rasa keikhlasan dan tanpa mengharapkan imbalan untuk mewujudkan berbagai tujuan yang telah ditetapkan. BKM diharapkan memiliki kinerja yang baik demi keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Hasil penelitian Lenni Linovpa yang berjudul, ”Pengaruh Kinerja Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat terhadap Keberhasilan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan” (2007: 120) mengemukakan bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh kinerja anggota BKM terhadap keberhasilan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) adalah sebesar 39 %. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja BKM cukup berpengaruh terhadap keberhasilan dari P2KP. PNPM Mandiri Perkotaan sendiri merupakan program penyempurnaan dari P2KP. Selanjutnya, dari berbagai teori dapat dipahami bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan. Penulis menarik asumsi bahwa hal yang sama juga berlaku terhadap kinerja dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) karena di dalam struktur organisasi PNPM Mandiri Perkotaan, BKM juga memiliki pemimpin atau pendamping yang memiliki fungsi menggerakkan, memfasilitasi, dan membimbing anggota BKM sehingga mampu untuk mandiri di dalam menjalankan perannya. Adapun salah satu pihak yang sangat berperan penting dalam melakukan pendampingan, bimbingan, arahan, dan pelatihan dasar bagi BKM adalah Tim Fasilitator Kelurahan. Fasilitator Kelurahan merupakan pihak di luar pemerintah daerah dan di luar Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan khusus untuk menangani dan melakukan bimbingan bagi BKM di wilayah kerjanya. Hal ini tentu saja dapat memberikan pemahaman bahwa Fasilitator Kelurahan perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk membimbing dan mengarahkan BKM agar mampu meningkatkan kinerja dari BKM itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Fasilitator Kelurahan (Faskel) Terhadap Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan Fasilitator Kelurahan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad, Kecamatan Lubuk Pakam, untuk mengetahui kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad, Kecamatan Lubuk Pakam, dan untuk mengetahui pengaruh antara gaya kepemimpinan Fasilitator Kelurahan terhadap Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad, Kecamatan Lubuk Pakam. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, dengan mengumpulkan informasi dan data dari beberapa orang responden, beberapa orang informan penelitian untuk diwawancarai, serta melalui observasi penulis di lokasi penelitian. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh fasilitator kelurahan tergolong baik dan begitu pula dengan kinerja dari BKM dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Selain itu, hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini yaitu, ”Ada pengaruh antara gaya kepemimpinan fasilitator kelurahan terhadap kinerja BKM dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan” dapat diterima atau sesuai dengan kenyataan, dimana hubungan yang terjadi antara variabel X dengan variabel Y adalah termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y tergolong dalam kategori tinggi dan merupakan hubungan yang positif dimana pengaruh yang ditimbulkan oleh gaya kepemimpinan fasilitator kelurahan terhadap kinerja BKM dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Syahmad adalah sebesar 46%.
    URI
    https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/59623
    Collections
    • Undergraduate Theses [1936]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV