Efektifitas Lembaga Legislatif Desa dalam Pengambilan Kebijakan di Desa Malasin (Studi Komparatif Antara Lembaga Musyawarah Desa Periode 1996- 2001 dengan Badan Permusyawaratan Desa Periode 2004-2010)
View/ Open
Date
2007Author
Fitrah, Dedi
Advisor(s)
Nasution, Muhammad Arifin
Metadata
Show full item recordAbstract
Lahirnya UU No. 32 tahun 2004 mengubah paradigma yang berorientasi
kekuasaan menjadi paradigma kerakyatan. Hal ini diikuti konsep Top Down (atas
ke bawah) berubah menjadi konsep Bottom Up (bawah ke atas) yang berarti
mengaktifkan kembali peran serta masyarakat dalam proses pemerintahan. Bukti
konkrit dari konsep tersebut dengan hadirnya Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) sebagai pengganti Lembaga Musyawarah Desa (LMD) dalam
menanamkan proses demokrasi pada tatanan pemerintahan desa. Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwakilan masyarakat yang
masih baru dan eksistensinya masih dipertanyakan khususnya dalam proses
pengambilan kebijakan. Oleh karena itu perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : “Lembaga Manakah Yang Lebih Efektif Dalam Pengambilan Kebijakan
Di Desa Malasin Antara Lembaga Musyawarah Desa Periode 1996-2001 Dengan
Badan Permusyawaratan Desa Periode 2004-2010”?.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
dalam pengambilan kebijakan di desa Malasin antara Lembaga Musyawarah Desa
Periode 1996-2001 Dengan Badan Permusyawaratan Desa Periode 2004-2010.
Metode dalam penelitian ini adalah metode Komparatif yang bersifat
membandingkan. Penelitian ini merupakan langkah awal atau sebagai landasan
untuk penelitian berikut yang lebih signifikan. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 33 orang yang terdiri dari Kepala Desa, mantan anggota LMD Periode
1996-2001 berjumlah 8 orang, anggota BPD Periode 2004-2010 berjumlah 9
orang, tokoh masyarakat yang berjumlah 15 orang. Penarikan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Dengan menggunakan
teknik pengumpulan data meliputi kuesioner, wawancara dan juga studi
kepustakaan. Yang kemudian data yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisa data kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dalam proses pengambilan
kebijakan di desa Malasin lebih efektif Lembaga Musyawarah Desa (LMD)
Periode 1996-2001 dibandingkan dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Periode 2004-2010. Hal ini tidak terlepas dari peranan dan kerja keras Lembaga
Musyawarah Desa (LMD) Periode 1996-2001 sebagai lembaga perwakilan
masyarakat yang memiliki komitmen yang kuat untuk menampung serta
menyalurkan seluruh aspirasi masyarakat desa Malasin. Hasil ini dilihat dari
indikator proses pengambilan kebijakan yang terdiri dari persepsi dan definisi,
agregasi dan organisasi, representasi, agenda setting serta formulasi sebuah
kebijakan.
Collections
- Undergraduate Theses [1936]
