Show simple item record

dc.contributor.advisorAgustrisno
dc.contributor.authorSihotang, Marsono Welfry Marsel
dc.date.accessioned2022-11-15T02:54:25Z
dc.date.available2022-11-15T02:54:25Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/59781
dc.description.abstractManusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam rangka pembangunan nasional. Oleh sebab itulah, manusia selalu berusaha sedemikian rupa memantapkan kerpribadian dan mentalitasnya, hal ini bertujuan agar kelak manusia itu memiliki kompeten dan mampu bersaing dengan manusia- manusia lainnya. Sebagai manusia awas atau normal hal ini dianggap biasa-biasa saja dan mungkin sudah bagian dari tradisi yang melekat pada diri seseorang. Akan tetapi, yang lebih luar biasa lagi dimana seorang manusia yang memiliki kekurangan fisik mampu bersaing dan ingin diperhitungkan dalam mata masyarakat. Tunanetra merupakan bagian dari manusia yang memiki keterbatasan fisik. Tetapi mereka juga mempunyai potensi yang sangat perlu diperhatikan dan tidak harus dipandang sebelah mata. Perkembangan diri tunanetra pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Diantaranya adalah keluarga dan lingkungan hidupnya. Seberapa besar pengaruh dari kedua faktor ini akan tampak dan terpancar dari diri tunanetra tersebut. Keberadaan orang lain di sisinya sangat berpengaruh besar terhadap segala aktifitasnya. Sulit bagi tunanetra untuk memperoleh pekerjaan yang layak sesuai dengan kemampuannya, karena secara umum publik tidak mungkin menerima manusia-manusia yang memiliki keterbatasan dan kelemahan. Dengan demikian menjadi juru pijat, pengrajin, pengamen merupakan pekerjaan yang harus ditekuni, karena asumsi masyarakat dengan pekerjaan inilah yang mampu dilakukannya. Keterbatasan sangat berpengaruh besar terhadap kejiwaan mereka, sehingga kebanyakan dari mereka merasa kurang percaya diri dalam mengaktualisasikan diri dilingkungan sekitarnya. Akan tetapi tidak akan selamanya kemelut ini menghantui hidup tunanetra Mereka juga menginkan kemajuan hidup, kelayakan, dan kemandirian. Berangkat dari kelemahan inilah, tunanetra semakin mendapat perhatian yang serius dari para pemerhati pendidikan dan para ahli sosialis lainnya. Dengan mengembangkan Sistem Pendidikan Luar Biasa, sekiranya permasalahan itu dapat teratasi. Yayasan SLB-A Karya Murni adalah suatu lembaga sosial yang mendidik dan memberdayakan tunanetra. Sebagai suatu panti asuhan Yayasan ini hanya menampung orang-orang buta Selain memberikan pendidikan secara formlal, yayasan ini juga membenahi siswa-siswi dengan berbagai keterampilan, pelatihan untuk mengembangkan bakat, dan sebagainya. Tindakah terpuji ini, semata-mata bertujuan agar si anak dapat hidup dengan eksis ditengah-tengah masyarakat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.title"Makna Sekolah Bagi Tuna Netra" (Study Kasus di SLB-A Karya Murni, Medan Johor)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM050905065
dc.identifier.nidnNIDN0023086006
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages200 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record