Show simple item record

dc.contributor.advisorTambunan, Rytha
dc.contributor.authorSiallagan, Gita Sarah
dc.date.accessioned2022-11-15T03:13:03Z
dc.date.available2022-11-15T03:13:03Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/59799
dc.description.abstractPenelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuktuk Siadong. Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Penelitian ini membahas permasalahan tentang bagaimana perkawinan campur menurut adat Batak Toba, bagaimana proses perkawinan campur menurut adat Batak Toba, dan bagaimana interaksi antara dua kebudayaan yang berbeda di dalam keluarga hasil perkawinan campur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap keluarga campuran yang tinggal menetap di Kelurahan Tuktuk Siadong dan dengan mewawancarai para informan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana perkawinan campur menurut adat Batak Toba, mendeskripsikan bagaimana proses perkawinan campur, dan mendeskripsikan bagaimana interaksi dua kebudayaan yang berbeda di dalam keluarga campuran tersebut. Perkawinan campur tidak dikenal dalam adat Batak Toba karena perkawinan yang ideal bagi orang Batak Toba adalah pekawinan seorang laki-laki dengan anak perempuan dari saudara laki-laki ibunya. Supaya perkawinan dengan orang yang bukan Batak Toba dapat disahkan secara adat, maka pasangan yang bukan orang Batak Toba harus: dimasukkan menjadi orang Batak Toba melalui upacara pemberian marga. Proses perkawinan campur sama rangkaiannya dengan proses perkawinan antara sesama orang Batak Toba. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan dan berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa perkawinan antarbangsa banyak terjadi di Kelurahan Tuktuk Siadong. Pengesahan perkawinan campur yang dilakukan ada tiga yaitu secara agama, secara sipil dan secara adat. Berdasarkan pola menetap setelah perkawinan, diketahui bahwa pelaku perkawinan campur mayoritas menetap di luar negeri. Interaksi sehari-hari anggota keluarga perkawinan campur dijalani dengan menggunakan bahasa Batak Toba, dimana pasangan yang berasal dari luar negeri akan belajar menggunakan bahasa Batak Toba. Hubungan sosial antara pelaku perkawinan campur yang menetap di Tuktuk Siadong dengan kerabat dan dengan masyarakat sekitar berjalan dengan baik, di mana keluarga campuran tersebut disapa dengan istilah kekerabatan Batak Toba dan diperlakukan sama seperti keluarga Batak Toba lainnya. Kehidupan keluarga campuran antarbangsa yang menetap di Tuktuk Siadong menunjukkan bahwa kebudayaan milik kedua pasangan tersebut tampak pada kehidupan mereka sehari-hari seperti pada cara berkomunikasi, cara memerankan diri, pola konsumsi, membesarkan anak, mengatur rumah tangga dan keuangan. Semuanya dipengaruhi oleh kebudayaan kedua pasangan campuran tersebut dan dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan bersama.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titlePerkawinan Antarbangsa (Studi Kasus: Perkawinan Campur antara Orang Batak dengan Wisatawan Asing di Samosir)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM040905058
dc.identifier.nidnNIDN0029086307
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages109 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record