Tata Cara Penetapan Mahar bagi Perempuan Nias (Studi Kasus pada Perempuan Nias yang Bekerja di Sektor Informal di Padang Bulan)
View/ Open
Date
2009Author
Sitompul, Lola Utama
Advisor(s)
Daulay, Harmona
Metadata
Show full item recordAbstract
Besarnya jumlah mahar perkawinan yang berlaku dalam adat perkawinan: uku Niat menjadi salah satu pertambangan bagi masyarakat Nias untuk melangsungkan sebuah pernikahan oleh karena itu melangsungkan perkawinan di daerah lain (di haar daerah Nias), khususnya di daerah perkotaan, menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat Nuas untuk menghindari besarnya biaya mahar yang harus diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan Mahar dalam adat Nias ini juga mengandung i-am ketidakadilan gender yaitu dengan adanya istilah "Boli Gana a" yang bermakna bahwa perempuan itu adalah bagaikan barang belian Komekuenti dani istilah ini mengakibatkan kaum perempuan selalu berada di bawah kekuasaan laki-laki Bagi masyarakat Nias, perempuan harus membki kesanggupan untuk bekerja keras karena setelah berkeluarga pembayaran biaya mahar ketika melaksanakan upacara perkawinan cenderung merupakan tanggung jawab perempuan Hal ini jugalah yang mendorong baik perempuan maupun laki laki akhirnya lebih memilih melaksanakan pernikahannya di luar daerah Nias karena hiasanya mahar perkawinan tergantung kesepakatan dan kemampuan pihak laki-laki yang datang melamar, dan untuk perempua, tidak terikat tanggung jawab untuk membayar mahar yang besa Berangkat dari latar belakang a, maka yang menjadi perunasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tata cara penetapan mahar bagi perempuan Nias, klamtoya yang bekerja di sektor informal di Padang Bulan
Medan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan stadi kat Penelitian uni berlokasi di daerah Padang Bulan Medan Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian mi adalah perempuan miku Nas yang bekerja di sektor mal di Padang Bulan Medan Pengumpulan data digunakan dengan teknik wawancara, observat dan dokumentata Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan catatan dari hasil lapangan
Hasil dari data lapangan memajukkan baliwa terdapat perbedaan dalam tata cara penetapan mahar perkawinan yang berlaku bagi ku Niss di daerah Nus dengan yang berlaku di luar daerah Naas (perantauan) jumlah mahar yang berlaku di daerah Nias terdiri dari kefe (uang kertas, bawi (babi), bona (besas), fire (ng perak), dan ana'a (emas) Jumlah uang kurang lebih Rp 30 juta, emas (cincin untuk mempelai perempuan dan ibu mempelai perempuan), babi 30 ekor, dan beras 20 karung Tahap pendahuluan, masa pertunangan, pesta kawin dan penyelesaian harus dalah sebanya sedangkan di Padang Bulan Medan tahap-tahap adat perkaw yang lebih cangkat jumlah mahar yang lebih sedikit berkisar antara Rp 1 juta-Rp 15 juta sesta hita di ung kan Dari 10 orang informan tidak ada yang pernah mendenger istilah gender dan hanya sata orang yang megesti konory days patricks, walaupun masing-masing informas menyadars babas terdapat skap mendahulukan kepentingan anak laki laki dalam keluarga Dalam kehidupan rumah tangga, tidak jarang sang uten menjadi penopang utama hidup keluarga ketika ma tidak mau tab dengan keluarganya
Collections
- Undergraduate Theses [947]