| dc.description.abstract | Penelitian ini berjudul "Pengaruh Konversi Lahan Hutan Menjadi Kebun
Karet Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Sekitar Hutan Rakyat". Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Batu Mardinding, Kelurahan Sidangkal, kecamatan
Padangsidimpuan Selatan, Kabupaten : Tapanuli Selatan,
Sumatera
Utara.
Adapun yang melatarbelakangi perilihan judul di alas adalah dewasa ini hulan rakyat merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya yang menjadi pengelola tetap. Masyarakat di sekitar hulan sangat menggantungkan hidupnya pada hasil hutan yang diperolehnya schari-hari. Masyarakat pengelola hutan rakyat tidak dapat begitu saja dikambing hitamkan karena terjadinya peningkatan konversi lahan hutan yang umumnya dikonversi menjadi lahan yang ditanami dengan tanaman-tanaman yang dapat menambah penghasilan mereka dibanding dengan hasil hutan sebelum dikonversi. Penelitian ini bertujuan: (I) untuk mengetahui pengaruh konversi lahan hutan menjadi kebun karel oleh masyarakat pengelola hutan rakyat terhadap pendapatan masyarakat di Dusun Batu Mardinding, Kelurahan Sidangkal, Padangsidempuan Selatan, Tapanuli Selatan, (2) untuk mengetahui persentase pendapatan masyarakat yaitu pendapalan dari hasil getah karet dan dari hasil selain karet; (3) untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang konversi lahan hutan menjadi kebun karet. Hipotesis penelitian ini adalah terdapal pengaruh konversi lahan hutan menjadi kebun karel oleh masyarakat pengelola hutan rakyat Dusun Batu Mardinding terhadap pendapatan nasyarakatya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 85 KK (seluruh masyarakat Dusun Batu Mardinding) sedangkan untuk sampel diambil sebanyak 30 KK Melode yang digunakan adalah deskriptif. Metode pengolahan data digunakan program SPSS dan Manual.
Hail yang diperoleh adalah pendapatan masyarakat di Dusun Balu Mardinding berasal dari 2 (dua) sumber yaitu pendapatan dari getah karet dan pendapatan dari hasil selain getah karet dapat berupa hasik hutan non kayu seperti rotan dan babu maupun dari hasil-hasil kebun seperti ubi kalyu/singkong, ubi talas, ubi jalar/rambat, cabai, bunga lebu, salak, kopi, coklat, asam kincong dan buah-buahan. Sedangkan untuk hasil kayu tidak dapat dipasarkan. Pendapatan dari hasil getah karet rata-rata Rp. 691.306,-atau dengan persentase 58,97 % dari pendapatan total. Sedangkan dari hasil selain karet rala-ratanya Rp. 480.833,- alau dengan persentase 41,02%. Dari perbandingan pendapatan getah karet dan sclain karet dapat dilihat pendapatan karet mencapai lebili dari selengah pendapatan total petani hutan. Dengan demikian terdapat pengaruh pendapatan getah karet (erhadap pendapatan total masyarakat, Hal ini juga dibuktikan dengan program SPSS dan Manual.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: (I) dengan melakukan uji hipotesis unluk regresi linier berganda diperoleh hasil baliwa ada pengaruh konversi lahan hutan menjadi kebun karet oleh pengelola terhadap pendapatannya; (2) rata-rata persentase pendapatan masyarakat dani hasu getah karet lebil besar dari pada pendapatan dari hasil sclain getal karet yaitu 58,97 %, sedangkan rata-rata persentase pendapalan masyarakat dari hasil selain karet adalah 41,02 %; (3) Persepsi masyarakat tentang konversi lahan butan merjadi kebun karet adalah untuk menambah pendapatan. | en_US |