Show simple item record

dc.contributor.advisorAgustrisno
dc.contributor.authorMasridanur, Masridanur
dc.date.accessioned2022-11-15T06:40:19Z
dc.date.available2022-11-15T06:40:19Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60104
dc.description.abstractMangan ahai fallo merupakan upacara makan bersama dari hasil panen padi baru.yang dilakukan sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah SWT. Bagi masyarakat Desa Tanjung Raya keberadaan upacara tersebut memiliki arti penting yang meliputi berbagai acara yang dilakukan dan melibatkan seluruh masyarakat komunitas petani setempat maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ kearifan tradisional seperti apa yang tersembunyi di dalam upacara mangan ahai fallo”. Bagi masyarakat yang ada di daerah Tanjung Raya, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, sehingga upacara tersebut masih bertahan hingga sampai sekarang ini. Metode penelitian yang dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dalam mencari data di lapangan penulis menggunakan teknik observasi dan wawancara. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi. Sedangkan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan wawancara sambil lalu. Wawancara mendalam ditujukan kepada informan kunci atau pokok dan informan biasa. Informan kunci dalam penelitian ini adalah para pemangku-pemangku adat setempat yaitu pak kejeurun blang, dan ketua adat. Sedangkan informan biasa dalam penelitian ini adalah para anggota masyarakat setempat. Wawancara mendalam kepada informan kunci dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan upacara mangan ahai fallo, dan orang-orang yang terlibat, proses pelaksanaan, serta kepentingan-kepentingan dari upacara mangan ahai fallo. Sedangkan wawancara mendalam yang ditujukan kepada informan biasa dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan hidangan yang disediakan dan serta kepentingan yang terkandung di dalam upacara mangan ahai fallo sehingga masih tetap bertahan sampai saat ini. Wawancara sambil lalu juga dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkenaan dengan tujuan penelitian yang mungkin tidak diperoleh melalui informan kunci dan informan biasa. Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa upacara mangan ahai fallo memiliki beberapa makna yakni pertama sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang didapat, yang mana masyarakat Desa Tanjung Raya merupakan masyarakat yang berkeyakinan kepada ajaran agama Islam. Dengan demikian upacara mangan ahai fallo selalu dilaksanakan pada setiap tahunnya untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan mereka. Kedua mangan ahai fallo merupakan jembatan untuk menyatukan pemikiran masyarakat. Dengan adanya upacara mangan ahai fallo juga bisa mempererat hubungan antar masyarakat karena pada saat itu semua masyarakat berkumpul dan dapat bersatu apa yang dikerjakan dapat berhasil.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.title"Mangan Ahai Fallo" Ucapan Panen pada Masyarakat Simeulue (Studi Antropologi di Desa Tanjung Raya, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM060905017
dc.identifier.nidnNIDN0023086006
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages108 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record