Show simple item record

dc.contributor.advisorBerutu, Lister
dc.contributor.authorSiregar, Dian Angriani
dc.date.accessioned2022-11-15T06:44:31Z
dc.date.available2022-11-15T06:44:31Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60109
dc.description.abstractSetiap etnis mengenal istilah dan adat sopan santun kekerabatan yang berbeda-beda yang digunakan untuk mengelompokkan, menyebut dan memanggil anggota kerabatnya. Perbedaan ini berhubungan erat dengan berbedanya peranan, dan kedudukan masing-masing anggota kerabat dalam kelompok kekerabatan. Hal ini dikenal dengan partuturon yang menjelaskan tentang istilah, sebutan dan sapaan, nilai budaya dan aturan-aturan adat yang terkait dengan adat sopan santun sistem kekerabatan serta perubahan yang terjadi di tengah tengah masyarakat. Dalam berintraksi dengan para kerabat dikenal berbagai aturan dan nilai agar seseorang anggota kerabat dikategorikan beradat. Aturan dan nilai tersebut menjadi pengetahuan umum dan dijadikan sebagai pola atau patron dalam berintraksi. Akibatnya ada intraksi yang harus bersikap sopan, hati-hati, akrab, sungkan dan tidak sungkan (akrab, bebas). Dengan kata lain dalam kekerabatan dan hubungannya dengan istilah yang digunakan ada aturan atau adat sopan santun yang harus di turuti. Fokus penelitian ini adalah ntuk mendeskripsikan perubahan partuturon Mandailing dengan membandingkan partuturon yang ideal sesuai adat Mandailing. pengumpulan data dilakukan dengan observasi (pengamatan) dan wawancara. Peneliti mengamati perubahan partuturon dan bagaimana implementasi partuturon terhadap sikap dan tingkah lakuHasil penelitian menunjukkan perubahan partuturon pada masyarakat Mandailing, yang menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku serta tanggung jawab dalam hubungan kekerabatan. Secara sederhana perubahan partuturon dapat digambarkan melalui sebutan amang (ayah) berubah menjadi bapak, partuturon bapak ini dalam adat mandailing sudah bukan di tujukan kepada ayah melainkan kepada anak saudara ayah sehingga melalui tutur yang berubah i tanggung jawab dan peran pun akan turut berubah. Perubahan partuturon ini juga membentuk perubahan pada pola aturan pernikahan. Terjadinya penyimpangan aturan pernikahan sehinnga terjadi pernikahan semarga, yang membuat tutur yang seharusnya berubah kea rah tutur yang disesuaikan dengan hubungan pernikahan, hal seperti ini disebut rompak tutur.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPartuturonen_US
dc.subjectAturan hubungan kekerabatanen_US
dc.subject, Penentu pola tingkah lakuen_US
dc.titlePerubahan Partuturon pada Masyarakat Mandailing di Kota Medan (Studi Deskriptip tentang Perubahan Paruturon Mandailing di Kota Medan)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070905001
dc.identifier.nidnNIDN0017076006
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages118 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record