Gerai Ice Cream Ria di Kota Medan (1975-1988)

Abstract

Penelitian ini merupakan sebuah kajian sejarah kuliner, khususnya kuliner Ice Cream. Pada awal perkembangannya di Kota Medan, kuliner Ice Cream merupakan kuliner yang dibawa oleh bangsa asing ke Indonesia khususnya etnis Tionghoa sejak zaman Belanda. Saat itu Ice Cream belum dikenal luas oleh masyarakat dan masih menjadi satu-satunya kuliner Ice Cream di Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai sejarah Ice Cream Ria sebagai pelopor kuliner Ice Cream di Kota Medan yang perkembangannya telah melewati 3 fase zaman, yaitu Zaman Kolonial Belanda, Zaman Penjajahan Jepang, sampai Pasca Kemerdekaan Indonesia. Dalam mengembangkan usaha Ice Cream, Sim Tjeng Eng, selaku pendiri Ice Cream Ria melewati beberapa tantangan dalam mengembangkan usahanya. Tantangan yang pertama adalah tantangan terkait bahan baku pembuatan Ice Cream, pada masa awal Sim tjeng Eng mendirikan Ice Cream Ria, susu sapi selaku bahan baku pembuatan Ice Cream masih cukup sulit diperoleh di kota Medan sehingga harga susu terhitung cukup mahal di masa itu. Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin dikenalnya kuliner Ice Cream oleh masyarakat, muncul tantangan-tantangan baru yang tentunya mempengaruhi Gerai Ice Cream Ria. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang menekankan pada aspek manusia, ruang, dan waktu. Metode itu diawali dengan tahap Heuristik atau pengumpulan data dari sumber-sumber yang terkait dengan tema penelitian seperti dari wawancara dengan narasumber Sim Soei Lai sebagai pemilik Ice Cream Ria saat ini, jurnal ataupun buku, referensi website, dan pengamatan pada Gerai Ice Cream Ria. Kemudian tahap verifikasi, dilanjutkan sampai ketahap interpretasi dan historiografi. Yaitu penulisan karya ilmiah berdasarkan data objektif yang sudah diperoleh sesuai kaidah ilmu sejarah. Lokasi penelitian ini berada di Ice Cream Ria, Jalan Surabaya No. 22C. Kecamatan Medan Kota, Kota Medan. Kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa Ice Cream Ria berdasarkan tahun penelitian 1975-1988 berhasil mempertahankan eksistensinya, dan dijuluki sebagai kuliner Ice Cream legendaris Kota Medan