dc.description.abstract | Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Ilir, Kecamatan Gunung Sitoli,
Kotamadya Gunung Sitoli, Sumatera Utara. Penelitian ini mengkaji tentang
bagaimana pelaksanaan nyanyian perkawinan (Sinunö Falöwa) pada masyarakat Nias
yang berada di Kota Gunung Sitoli, apa saja yang menjadi tahap-tahap dalam
pelaksanaan suatu perkawinan, juga cara dan waktu penggunaannya. Untuk mencapai
tujuan tersebut digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah dapat diketahui bahwa terjadi perubahan dalam
pengunaan Sinunö Falöwa oleh karena masuknya ajaran agama Kristen Protestan di
Pulau Nias sekitar abad ke 19. Akulturasi budaya tidak bisa dihindarkan, kebudayaan kebudayaan asing yang masuk secara perlahan mengubah cara kerja dan pola pikir
masyarakat Nias dalam melakukan segala kegiatan yang berkenaan dengan
religi/kepercayaan, kegiatan adat, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Termasuk di
dalamnya adalah pada suatu upacara perkawinan suku bangsa Nias. Selain itu budaya
moderen yang serba instan membuat Sinunö Falöwa mengalami pengurangan dalam
waktu pelaksanaannya.
Sekarang ini, kebudayaan Nias Utara baik itu fisiknya maupun
penggunaannya sudah banyak yang hilang, tetapi Sinunö Falöwa merupakan sebagian
dari kebudayaan Nias Utara yang masih hidup hingga saat ini. Kebutuhan akan
pentingnya suatu nyanyian pada suatu upacara perkawinan membuat Sinunö Falöwa
dapat bertahan.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa Sinunö falöwa yaitu bölihae,
fangowai dan hendri-hendri adalah musik vokal yang penting dalam suatu upacara
perkawinan karena hingga saat ini sangat mempengaruhi dari kemurnian dari suatu
pesta adat perkawinan orang Nias, meskipun saat ini sudah mulai ada pengurangan
makna dan cara penggunaannya berhubung karena para pelakunya sendiri
mengurangi waktu/proses dari jalannya upacara pesta perkawinan berdasarkan adat
istiadat di Nias Utara. | en_US |