Pemanfaatan Modal Sosial Nelayan Etnis Tionghoa (Studi pada : Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir, Riau)
View/ Open
Date
2015Author
Octaviani, Feni Sisca
Advisor(s)
Badaruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan
kecil yang memiliki beragam etnis dan kebudayaan. Indonesia juga dikenal sebagai negara
maritim kerena Indonesia memiliki wilayah lautan yang lebih luas dari pada wilayah daratan.
Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu Kabupaten di Riau yang merupakan daerah
penghasil ikan yang terbesar, dimana pada tahun 2011 jumlah produksi ikan tercatat
sebanyak 77.789 ton. Dari jumlah tersebut sebesar 96% berasal dari usaha penangkapan ikan
di perairan laut. Bagansiapiapi merupakan daerah dengan mayoritas penduduknya beretnis
Tionghoa, dimana sejak awal kedatangannya Etnis Tionghoa ini memilih bekerja sabagai
nelayan karena hasil laut di perairan ini yang sangat banyak. Modal sosial merupakan suatu
bentuk hubungan yang lebih menekankan pada nilai-nilai kebersamaan dan kepercayaan antar
seseorang dengan orang lain, maupun antar organisasi dengan organisasi yang lainnya.
Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi memiliki konsep modal sosial yang merupakan
suatu bentuk kepercayaan, jaringan, nilai dan norma. Berawal dari hubungan kekerabatan
yaitu kesamaan marga, para nelayan Etnis Tionghoa mampu membuat sebuah jaringan kerja
dalam melaut yang sangat berguna dalam mendapatkan hasil tangkapan, selain itu para
nelayan juga dapat saling bertukar informasi mengenai segala hal yang berhubungan dengan
melaut serta dapat saling membangun jaringan dalam penjualan hasil tangkapan melaut.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan studi
kepustakaan. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Etnis Tionghoa yang
bekerja sebagai nelayan. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan data-data yang
didapat dari hasil observasi dan wawancara, yang diinterpretasikan berdasarkan dukungan
kajian pustaka sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di
Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi
memilih bekerja sebagai nelayan dikarenakan beberapa hal, yaitu karena merupakan
pekerjaan warisan dari kakek dan orang tua mereka, rendahnya tingkat pendidikan yang
dimiliki nelayan Etnis Tionghoa, dan tidak fasihnya nelayan Etnis Tionghoa ini dalam
berbahasa Indonesia yang menyulitkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan orang
yang bukan Etnis Tionghoa. Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi memiliki modal sosial
dalam menjalankan pekerjaan sebagai nelayan. Bentuk modal sosial yang mereka miliki
adalah kepercayaan (Trust) yang memudahkan mereka dalam melaut dan mencari tauke serta
anggota untuk bekerjasama dalam melaut, kemudian adanya jaringan yang membantu
nelayan Etnis Tionghoa salah satunya dalam penjualan hasil tangkapan, dan yang terakhir
adanya nilai dan norma yang mengatur nelayan Etnis Tionghoa dalam melaut.
Collections
- Undergraduate Theses [1028]
