Show simple item record

dc.contributor.advisorBadaruddin
dc.contributor.authorOctaviani, Feni Sisca
dc.date.accessioned2022-11-15T07:21:41Z
dc.date.available2022-11-15T07:21:41Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60189
dc.description.abstractIndonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil yang memiliki beragam etnis dan kebudayaan. Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim kerena Indonesia memiliki wilayah lautan yang lebih luas dari pada wilayah daratan. Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu Kabupaten di Riau yang merupakan daerah penghasil ikan yang terbesar, dimana pada tahun 2011 jumlah produksi ikan tercatat sebanyak 77.789 ton. Dari jumlah tersebut sebesar 96% berasal dari usaha penangkapan ikan di perairan laut. Bagansiapiapi merupakan daerah dengan mayoritas penduduknya beretnis Tionghoa, dimana sejak awal kedatangannya Etnis Tionghoa ini memilih bekerja sabagai nelayan karena hasil laut di perairan ini yang sangat banyak. Modal sosial merupakan suatu bentuk hubungan yang lebih menekankan pada nilai-nilai kebersamaan dan kepercayaan antar seseorang dengan orang lain, maupun antar organisasi dengan organisasi yang lainnya. Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi memiliki konsep modal sosial yang merupakan suatu bentuk kepercayaan, jaringan, nilai dan norma. Berawal dari hubungan kekerabatan yaitu kesamaan marga, para nelayan Etnis Tionghoa mampu membuat sebuah jaringan kerja dalam melaut yang sangat berguna dalam mendapatkan hasil tangkapan, selain itu para nelayan juga dapat saling bertukar informasi mengenai segala hal yang berhubungan dengan melaut serta dapat saling membangun jaringan dalam penjualan hasil tangkapan melaut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Etnis Tionghoa yang bekerja sebagai nelayan. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan data-data yang didapat dari hasil observasi dan wawancara, yang diinterpretasikan berdasarkan dukungan kajian pustaka sehingga dapat diambil suatu kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi memilih bekerja sebagai nelayan dikarenakan beberapa hal, yaitu karena merupakan pekerjaan warisan dari kakek dan orang tua mereka, rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki nelayan Etnis Tionghoa, dan tidak fasihnya nelayan Etnis Tionghoa ini dalam berbahasa Indonesia yang menyulitkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan orang yang bukan Etnis Tionghoa. Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi memiliki modal sosial dalam menjalankan pekerjaan sebagai nelayan. Bentuk modal sosial yang mereka miliki adalah kepercayaan (Trust) yang memudahkan mereka dalam melaut dan mencari tauke serta anggota untuk bekerjasama dalam melaut, kemudian adanya jaringan yang membantu nelayan Etnis Tionghoa salah satunya dalam penjualan hasil tangkapan, dan yang terakhir adanya nilai dan norma yang mengatur nelayan Etnis Tionghoa dalam melaut.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectmodal sosial dan nelayan Etnis Tionghoaen_US
dc.titlePemanfaatan Modal Sosial Nelayan Etnis Tionghoa (Studi pada : Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir, Riau)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM100901076
dc.identifier.nidnNIDN0025056802
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages115 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record