Analisis Biaya Pengobatan Malaria pada Pasien Rawat Inap di RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018

Abstract

In 2015, Mandailing Natal Regency is the largest malaria endemic area with the largest Annual Parasite Incidence (API) in North Sumatera Province with a value of 6.88 per 1000 inhabitants. In 2015, Mandailing Natal District has implemented various malaria control measures such as socialization of malaria in UKS students, distribution of inseccide treated mosquito nets, mosquito nest spraying and others. However, various efforts have not been able to bring the Mandailing Natal Regency get the status of elimination of malaria. The purpose of this study is to determine the total cost of treatment issued by malaria patients during hospitalization at RSUD Panyabungan Mandailing Natal Regency Year 2017. This research uses descriptive quantitative methods. The sample in this study was 66 malaria hospitalized patients. The results showed the total (general) economic loss of patients (general) overall lower than patients (BPJS). The difference in total economic losses reached Rp.80.690.380 with an average difference of Rp.2.058.279. In general patients the average economic loss of malaria treatment is Rp.840.717, while in BPJS patients of Rp. 2.898.996. Malaria causes economic loss to the sufferer. So also with the government because they have to spend free medical treatment for malaria for those who have health insurance. Expenditure can be more minimized through promotive and preventive efforts. Therefore the Government and the Mandailing Natal District Health Office need to develop more effective strategies and regulations to support policies and resources for the implementation of malaria elimination.

Pada tahun 2015 Kabupaten Mandailing Natal merupakan wilayah endemis malaria yang memiliki Annual Parasit Incidence (API) terbesar di Provinsi Sumatera Utara dengan nilai 6,88 per 1000 penduduk. Pada tahun 2015, Kabupaten Mandailing Natal telah melaksanakan berbagai upaya penanggulangan malaria seperti sosialisasi tentang malaria pada siswa UKS, pembagian kelambu berinsektisida, penyemprotan sarang nyamuk dan lainnya. Namun berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut belum mampu membawa Kabupaten Mandailing Natal memperoleh status eliminasi malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total biaya pengobatan yang dikeluarkan pasien malaria selama dirawat inap di RSUD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien malaria rawat inap yang berjumlah 66 orang. Hasil penelitian menunjukkan total kerugian ekonomi pasien (umum) secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan pasien (BPJS). Selisih total kerugian ekonomi mencapai Rp.80.690.380 dengan selisih rata-rata Rp.2.058.279. Pada pasien umum rata-rata kerugian ekonomi pengobatan malaria adalah Rp.840.717, sementara pada pasien BPJS sebesar Rp. 2.898.996. Malaria menimbulkan kerugian ekonomi bagi penderitanya. Begitu juga dengan pemerintah karena harus mengeluarkan biaya pengobatan gratis untuk penyakit malaria bagi yang memiliki jaminan kesehatan. Pengeluaran dana bisa saja lebih diminimalisir melalui upaya promotif dan preventif. Oleh karena itu Pemerintah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal perlu menyusun strategi dan regulasi yang lebih efektif untuk mendukung kebijakan dan sumber daya untuk pelaksanaan eliminasi malaria.