| dc.description.abstract | Perselingkuhan merupakan suatu kedekatan antara laki-laki dan perempuan
secara emosional dimana didalamnya tidak terikat oleh pernikahan yang akan
menimbulkan masalah ataupun konflik. Masalah rumah tangga bisa bersumber dari
mana saja, bisa dari suami, isteri, bahkan dari pihak ketiga. Karena itu, ketika rumah
tangga diterpa masalah, bukan hanya suami yang dituntut untuk menyikapi dan
mencari jalan keluar, isteripun harus ikut aktif dalam menyelesaikannya.
Teori interaksionisme simbolik menunjukan adanya simbol-simbol yang
diberikan oleh “dating couples”. Simbol-simbol tersebut diberikan dalam
berinteraksi dengan perilaku-perilaku menyimpang dalam sebuah pernikahan,
dimana mereka terlibat dalam sebuah masalah keluarga dan mengalihkannya kepada
hubungan khusus dengan orang lain yang bukan suami ataupun isterinya. Pengalihan
interaksi oleh “dating couples” mengarah kepada hal yang bertentangan dengan
norma-norma sosial sehingga menimbulkan suatu penyimpangan sosial. Perilaku
yang menyimpang tersebut merupakan aktivitas perselingkuhan yang pada awalnya
untuk menghilangkan beban dipikiran dengan kesenangan-kesenangan dari pihak
ketiga. Jenis penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus.
Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pola tempat tinggal “dating
couples” yaitu 1) berasingan rumah tetapi mempunyai rumah untuk tempat bertemu,
2) tanpa rumah tempat tinggal bersama, tetapi menjadikan rumah keluarga sebagai
tempat pertemuan, 3) satu rumah bersama tanpa status pernikahan, 4) tanpa rumah
yang dibina bersama, pertemuan hanya di warung remang-remang dan hotel, 5)
tanpa rumah tempat tinggal, tanpa berhubungan seksual hanya bertemu hanya di
warung remang-remang. Adanya pola pertemuan yang terlihat dalam “dating
couples”, dimana mereka bertemu di 1) rumah salah satu “dating couples”, 2)
warung remang-remang, 3) bungalow atau hotel kelas melati. Terlihat pula rutinitas
pertemuan dalam “dating couples” yang disesuaikan dengan kegiatannya, yaitu ; 1)
pertemuan dengan jadwal tertentu, 2) pertemuan dengan waktu yang tidak tertentu,
3) pertemuan setiap hari. Beberapa alasan yang menjadi latar belakang perilaku
seksual “dating couples” adalah 1) pekerjaan suami yang berada di luar kota, 2) terpengaruh kondisi lingkungan 3) kebutuhan seksual yang tidak seimbang. Kualitas
untuk bertahannya suatu hubungan terikat pada suatu komitmen yang dijalani
bersama sebagai pedoman untuk suatu hubungan yang awet. | en_US |