Show simple item record

dc.contributor.advisorEmiyanti, Sri
dc.contributor.authorTobing, Yudita Theresia L
dc.date.accessioned2022-11-16T01:54:36Z
dc.date.available2022-11-16T01:54:36Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60473
dc.description.abstractPerempuan dalam pandangan tradisional masyarakat masih berada di posisi kedua setelah laki-laki.Perempuan dianggap lemah baik dari segi pemikiran dan fisik dibandingkan laki-laki.Perempuan yang hidup dalam lingkungan masyarakat seperti itu akan menjadikannya merasa selalu tergantung pada laki-laki.Pikiran seperti ini akan merugikan bagi seorang perempuan,karena itu akan menjauhkannya dari kemandirian.Ketergantungan perempuan tersebut akan sangat merugikan ketika ia berada dalam kondisi telah berumah tangga dan memiliki anak tetapi ia telah ditinggal mati oleh suaminya atau dengan kata laun menjadi janda. Menjadi janda berarti seorang perempuan akan menjadi orang tua tunggal bagi anak-anaknya.Setelah ayah sebagai seorang pemimpin keluarga telah tiada maka anak anak akan kehilangan figur seorang ayah,disinilah peran perempuan sebagai ibu berusaha menstabilkan keadaan dengan berperan ganda yaitu sebagai ibu dan sebagai ayah bagi anak-anaknya.Kemandirian perempuan sangatlah penting dalam keadaan seperti ini,karena sebagai orangtua tunggal perempuan harus selalu tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan keluarganya.Kemandirian bagi perempuan juga diperlukan karena ia sebagai pemimpin keluarga harus dapat mengambil keputusan yang baik untuk keluarganya,dengan kemandirian diharapkan seorang perempuan dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik walaupun tanpa kehadiran seorang suami. Dalam suku Batak Toba,kemandirian perempuan untuk menjadi orang tua tunggal masih terhalang oleh budaya.Pengaruh budaya Batak yang menempatkan seorang perempuan di posisi kedua setelah laki-laki menjadikan perempuan sulit untuk mandiri.Untuk mencapai kemandirian bagi seorang janda Batak dalam membesarkan anak-anaknya tidak lah mudah,banyak melewati berbagai masalah baik dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungannya.Perjuangan janda ini untuk dapat melalui berbagai persoalan dalam hidupnya semata-mata hanya untuk dapat membesarkan anaknya dengan baik.Bagi seorang perempuan yang telah memiliki anak-,anaknya lah yang menjadi tumpuan harapannya kelak dan anak adalah kekayaan terbesar baginya.Para perempuan yang menjadi ibu memiliki hubungan yang sangat erat dengan anak anaknya,hubungan tersebut terjadi secara alami karena itu segala perjuangan yang dilakukan oleh seorang perempuan janda agar dapat memenuhi kebutuhan anak anaknya bukan lah menjadi sebuah beban untuknya ketika dapat melihat anak-anaknya tumbuh dewasa dan hidup mandiri.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleUpaya Perempuan Batak Toba Menuju Kemandirian sebagai Orangtua Tunggal dalam Proses Membesarkan Anak (Suatu Kajian Berperspektif Perempuan di Desa Parbubu II, Kecamatan Tarutung)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM040905031
dc.identifier.nidnNIDN0025056004
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages129 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record