Patronasi pada Nelayan Modern di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan patron-klien antara toke dengan nelayan tradisional dari nelayan tipe menengah, kepemilikan kapal, perekrutan awak kapal, sistem pengupahan, asuransi kesehatan nelayan, perlindungan, jam kerja nelayan, dan dampak ikatan Patron-Klien terhadap perilaku nelayan dalam memasarkan hasil tangkapannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan bersifat deskriptif. Dalam pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dengan informan seperti beberapa toke, nelayan, dan juga pegawai kantor desa serta studi literatur dan dokumensi. Hasil lapangan dianalisis melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, sintesis, dan triangulasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan toke dan nelayan di Desa Paluh Sibaji yang bersifat resiprositas, hal itu tampak dari hubungan timbal balik yang terjadi antara tokedengan nelayan yaitu toke membutuhkan jasa nelayan dan nelayan membutuhkan toke untuk membantu mereka bekerja. Hubungan yang terjadi untuk saling mendapatkan keuntungan satu sama lain serta saling memberi dan menerima walaupun dalam keadaan yang tidak seimbang. Bentuk hubungan tersebut dapat diindetifikasi dalam beberapa bagian diantaranya, (1) Sebagian besar nelayan tidak memiliki modal untuk melaut, sehingga mereka bergantung kepada toke dalam hal permodalan. (2) Nelayan yang bekerja di bawah pengawasan toke mendapatkan upah harian dari hasil tangkapan. (3) Toke berkewajiban memberikan bantuan saat bekerja ataupun diluar pekerjaan melaut karena adanya hubungan kekerabatan secara emosional. (4) Bantuan yang diberikan dalam bentuk pinajaman yang harus dikembalikan. Untuk perekrutan nelayan buruh ditangani langsung oleh toke selaku pemilik usaha perikanan. Hubungan Patron-Klien memberikan dampak bagi pemasaran, ketika awalnya nelayan dapat menjual-belikan ikan dengan bebas namun berubah berdasarkan kesepakatan antara toke dengan nelayan membuat mereka harus menyerahkan hasil tangkapan kepada toke dan sebagai gantinya mereka mendapatkan upah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hubungan antara toke dengan nelayan tidak dapat dipisahkan karena satu sama lain saling membutuhkan. Nelayan membutuhkan toke agar mereka tetap bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan, toke membutuhkan kerja keras nelayan agar usaha perikanan tetap berjalan dan bisa berkembang sehingga dari pihak nelayan dan pihak toke mendapatkan keuntungan.