dc.contributor.advisor | Damanik, Ahmad Taufan | |
dc.contributor.author | Siregar, Wahyudi Aulia | |
dc.date.accessioned | 2022-11-16T02:44:56Z | |
dc.date.available | 2022-11-16T02:44:56Z | |
dc.date.issued | 2010 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60564 | |
dc.description.abstract | Imagologi Politik atau yang lebih dikenal dengan nama politik pencitraan
merupakan salah satu strategi politik yang kian populer di kalangan para elit
politik untuk memperkuat citra diri mereka di mata publik. Namun pada
kenyataannya, politik pencitraan juga menghadirkan kontroversi di masyarakat.
Kontroversi muncul saat pencitraan dinilai tidak lagi diletakkan pada substansi
pencitraan itu sendiri, namun lebih kepada tampilan-tampilan yang kehilangan
substansi. Kontroversi semakin menjadi ketika pencitraan politik yang dilakukan
dinilai hanya menjadi demagog politik belaka. Asumsi-asumsi di masyarakat
tentang politik pencitraan yang melahirkan kontroversi tersebut mendorong
keberadaan penelitian ini, khususnya pencitraan politik yang dilakukan oleh SBY.
Penelitian ini menjadi penting untuk melihat sejauh opini publik dalam
menanggapi pencitraan politik yang dilakukan SBY dalam rangka menjatuhkan
pilihan politik pada pemilu 2009 sehingga bisa dilihat tingkat efisiensi dari politik
pencitraan itu sendiri. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sidorame Timur
Kecamatan Medan Perjuangan. Dalam penelitian ini digunakan metode
pendekatan kuantitatif dengan teknik analisa data berbentuk tabel tunggal dengan
menghitung seberapa besar persentase masyarakat yang pro dan kontra terhadap
pencitraan politik yang dilakukan oleh pasangan SBY-Budiono dalam kerangka
meningkatkan tingkat elektabilitasnya pada pemilu presiden dan wakil presiden
2009 yang lalu. Sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 99 orang dengan
menggunakan langkah-langkah metode penarikan sampel yaitu Proporsional
Stratified Random Sampling (sampling acak di stratifikasi secara proporsional),
Sampling Purposive (sejumlah masyarakat yang menjadi objek penelitian harus
memenuhi beberapa kriteria) dan Accidental Sampling (sampel yang didasarkan
pada sifat kebetulan). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa opini
masyarakat yang pro terhadap SBY karena mereka menilai bahwa cara-cara dan
pendekatan pencitraan yang digunakan SBY lewat proyek-proyek pencitraannya
dinilai baik oleh masyarakat, disamping itu SBY juga dinilai sebagai pemimpin
yang relatif berhasil dengan program-program populernya di masyarakat.
Disamping itu sosok SBY juga dinilai memenuhi kriteria pribadi masyarakat
sebagai sosok seorang pemimpin. Sementara itu opini masyarakat yang kontra
terhadap SBY karena mereka menilai banyaknya kebohongan-kebohongan dan
realitas-realitas palsu yang disampaikan SBY lewat pencitraan-pencitraan
politiknya. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Imagologi Politik | en_US |
dc.subject | Politik Pencitraan | en_US |
dc.subject | Citra Politik | en_US |
dc.subject | Opini Publik | en_US |
dc.subject | Pilpres 2009 | en_US |
dc.title | Imagologi Politik (Studi Deskriptif tentang Opini Publik terhadap Pencitraan Politik dalam Meningkatkan Tingkat Elektabilitas Politik pada Pemilu Presiden 2009 di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM030906079 | |
dc.identifier.nidn | NIDN0029066503 | |
dc.identifier.kodeprodi | KODEPRODI67201#Ilmu Politik | |
dc.description.pages | 190 Halaman | en_US |
dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |