dc.description.abstract | Golongan putih (golput) sudah tidak asing di telinga masyarakat dengan berpenduduk terbesar ke-empat di dunia dengan system Negara demokrasi yang menjunjung tinggi hak-hak manusia dan kebebasan yang disebabkan karena masyarakat sudah mengerti bagaimana kinerja aparatur pemerintah mulai dari elit paling bawah hingga pejabat tinggi Negara yang tidak memperhatikan berbagai sendi kehidupan masyarakat mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.Secara teoritis, masyarakat tidak mau memilih bersumber dari dari teori perilaku pemilih (individu) baik dari segi faktor sosiologis, psikologis, dan ekonomi politik. Sekarang ini tidak ada lagi perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam menggunakan hak pilihnya. Pada masyarakat Kecamatan Medan-Helvetia, jumlah penduduk yang di ambil berdasarkan rekapitulasi data pemilih tetap pada pemilihan tahun 2009 sebanyak 3329 jiwa dengan jumlah penduduk 144.077 jiwa dari berbagai tingkat umur dengan rincian 73029 jiwa jenis kelamin perempuan dan 710147 jenis kelamin laki-laki. Pada masyarakat di Kecamatan Medan-Helvetia yang tidak menggunakan hak pilihnya adalah golongan pendidikan yang rendah. Beragamnya jawaban responden tentang alasan tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislative 2009 karena tidak aka ada perubahan yang memuncak bagi kehidupan mereka. Sehingga alasan tersebut menjadi sebuah praktek kecurangan karena masing-masing partai politik mengambil kebijakan sendiri dalam mencari simpatik masyarakat dengan kecurangan itu mulai dari mendapatkan uang, handphone dan sebagainya. Sosialisasi dan komunikasi yang tidak berjalan dengan baik antara masyarakat dengan partai politik sehingga masyarakat tidak mau menggunakan hak pilihnya. Dan skrisi ini akan menjelaskan bagaimana golongan putih begitu besar masyarakat lakukan. | en_US |