Show simple item record

dc.contributor.advisorRizabuana
dc.contributor.authorNovita, Maya
dc.date.accessioned2022-11-16T03:17:36Z
dc.date.available2022-11-16T03:17:36Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60613
dc.description.abstractBanyak hal dari wanita yang membuat kita berdecak kagum terhadap-Nya, karena sebuah keunikan tiada tara yang dilekatkan pada wanita, mulai dari sifat, perilaku bahkan siklus metabolisme yang menyertai hidup mereka, seperti menstruasi atau haid yang menjadi tamu rutin bagi para wanita. Menstruasi sebagai suatu hal yang melekat pada seorang wanita merupakan suatu hal sangat wajar, dan ini merupakan salah satu tanda bagi seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Pada zaman dulu, wanita yang mengalami haid dianggap berbahaya atau kurang bersih. Bagi masyarakat, hilangnya darah berarti hilangnya kehidupan. Wanita yang sedang haid dianggap dapat merusak panen, mengakibatkan ternak yang hamil menjadi keguguran, dan sebagainya. Kepercayaan semacam itu masih diterima di beberapa bagian Eropa sekarang, dan diyakini jika wanita yang sedang haid membuat selai, selai itu tidak akan jadi, jika dia menyentuh tunas pohon, tunas itu akan mati.Sekarang ini, menstruasi bukan merupakan barang tabu untuk dibicarakan sebagaimana pada jaman dulu. Ketika seorang gadis masih remaja, dikatakan bahwa anak wanita tidak boleh mencuci rambutnya atau mandi pada saat menstruasi karena darah bisa masuk ke dalam otak. Cerita ini hanyalah omong kosong dan aturan yang secara medis berlaku adalah mandilah sesuka hati anda atau setidaknya gunakan bidet (alat untuk menyemprotkan air) jika anda melakukannya sehingga anda merasa nyaman. Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Proses menstruasi akan membuang keluar darah, dan bermula sekitar umur 12 atau 13 tahun walaupun ada yang lebih cepat atau lebih lama sekitar umur 9 tahun dan selambat-lambatnya umur 16 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “ Bagaimana Pemahaman Siswi-siswi SMP Negeri 2 Girsang Sipangan Bolon Terhadap Menstruasi”. Untuk memperoleh data peneliti melakukan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah studi kasus (case study) terhadap 10 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Berdasarkan analisa data bahwa kebanyakan dari siswi-siswi SMP Negeri 2 Girsang Sipangan Bolon Parapat mandapatkan pemahaman tentang menstruasi dari ibu mereka masing-masing. Namun, ada juga yang mendapatkan pemahaman dari kakak maupun saudara sepupu mereka. Seperti yang kita ketahui bahwa agen sosialisasi yang pertama adalah keluarga. Pada awal kehidupan manusia biasanya agen sosialisasi terdiri atas orang tua dan saudara kandung.Gertrude Jaeger (1977) mengemukakan bahwa peran para agen sosialisasi pada tahap awal ini, terutama orang tua, sangat penting. Sang anak sangat tergantung pada orang tua dan apa yang terjadi antara orang tua dan anak pada tahap ini jarang diketahui orang luar.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleMenstruasi (Studi Kasus pada Siswi SMP Negeri 2 Girsang Sipangan Bolon Parapat)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM060901060
dc.identifier.nidnNIDN0029096103
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages90 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record