Faktor-Faktor yang Mendukung Kohesi Keluarga pada Pasangan Suami Istri yang Bertempat Tinggal Terpisah (Studi Kasus pada Karyawan PT Domas Agrointi Prima di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara)
View/ Open
Date
2010Author
Maylan, Penggie
Advisor(s)
Simanihuruk, Muba
Metadata
Show full item recordAbstract
Dengan didasari oleh pemikiran bahwa realitas yang ada dimasyarakat saat ini
tidak jarang ditemui pasangan suami istri yang tinggal terpisah karena pekerjaan, dan
faktanya menunjukkan bahwa mereka pasangan suami istri yang tinggal terpisah dalam
waktu yang relatif cukup lama namun tetap dapat mempertahankan keutuhan
keluarganya. Lalu muncul pertanyaan dari peneliti yaitu faktor-faktor apa saja yang
mendukung kohesi (keutuhan) keluarga pada pasangan suami istri yang tinggal terpisah
yaitu dengan melihat dua faktor yaitu yang pertama, interaksi antara pasangan suami istri
dan interaksi ayah dengan anak dan yang kedua, pemenuhan fungsi-fungsi keluarga pada
pasangan suami istri yang tinggal terpisah. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat
masalah-masalah apa saja yang timbul pada pasangan suami istri yang tinggal terpisah.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Penelitian ini berlokasi di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten
Batu Bara. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah 6 pasangan suami
istri, 3 orang anak dan 1 orang yang mengerti tentang pernikahan yang sesuai dengan
karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti, guna memperoleh informasi
dalam bentuk data yang sesuai dengan permasalahan penelitian.
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa pasangan suami istri yang
tinggal terpisah dapat mempertahankan keutuhan keluarganya karena didukung adanya
alat komunikasi seperti telepon, serta pertemuan dalam waktu tertentu menjadikan
pertemuan yang lebih berkualitas dalam hal memberikan perhatian dan kasih sayang
terhadap pasangan dan juga anak. Pemenuhan fungsi-fungsi keluarga baik fungsi pokok
maupun fungsi sosial tetap dapat terpenuhi walaupun dengan media yang terbatas (seperti
telepon) dan tidak secara maksimal, serta adanya bantuan dari orang lain (orangtua dan
mertua) dan lembaga terkait seperti Asuransi untuk anak. Masalah yang muncul pada
pasangan suami istri yang tinggal terpisah cenderung agak berbeda dengan keluarga
lainnya yang umumnya tinggal satu atap, walaupun masalah perselingkuhan juga dapat
terjadi pada keluarga mana saja. Masalah yang terjadi karna hidup terpisah adalah antara
lain : perselingkuhan, tidak menjaga ikatan suci pernikahan, rasa khawatir ketika anak
jatuh sakit, tidak adanya komunikasi antara ayah dan anak, timbulnya prasangka negatif
terhadap pasangan suami istri, dan keuangan rumahtangga yang tidak terkontrol. Didalam
keluarga yang hidup terpisah, pasangan sumi istri selalu menanamkan sikap-sikap yang
positif seperti menanamkan nilai - nilai agama yaitu selalu mengingatkan untuk rajin
beribadah dan taat kepada agama agar terhindar dari perbuatan yang buruk dan dapat
hidup harmonis bersama keluarga. Serta tidak terlepas dari sikap-sikap yang di tanamkan
oleh masing-masing pasangan suami istri yang tinggal terpisah untuk saling menanamkan
rasa saling percaya, saling menghargai, mewujudkan sistem hubungan yang harmonis dan
lain-lain.
Collections
- Undergraduate Theses [1028]
