Show simple item record

dc.contributor.advisorBerutu, Lister
dc.contributor.authorPakpahan, Juli Arta
dc.date.accessioned2022-11-16T03:43:46Z
dc.date.available2022-11-16T03:43:46Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60656
dc.description.abstractDidorong oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat baik bagi masyarakat perkotaan maupun bagi masyarakat pedesaan membuat penulis merasa ingin mengungkapkan bagaimana kondisi pendidikan formal pada masyarakat Rantau Utara khususnya pada masyarakat di kelurahan Rantau Prapat. Penelitian ini bersifat deskriptif yang berusaha menggambarkan pendidikan formal pada masyarakat Rantau Prapat dengan cara yang sehidup-hidupnya agar pembaca dapat memahami hasil dari penelitian ini dengan bahasa yang sangat sederhana. Tetapi dalam penelitian ini juga penulis menggunakan data kuantitatif berupa koesioner atau angket kepada orang tua dan anak untuk mengetahui gambaran umum tentang keengganan siswa untuk sekolah. Tidak hanya koesioner, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa metode observasi dengan menggunakan tehnik wawancara dan pengamatan. Wawancara dilakukan dengan orang – orang yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, seperti orang tua dan anak yang putus sekolah, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat. Dalam penelitian ini ditemukan adanya kecenderungan remaja usia 13-19 tahun enggan untuk bersekolah. Walaupun anggapan dan tanggapan mereka tentang sekolah dan pendidikan itu baik, namun tidak begitu dengan tindakan mereka untuk memajukan pendidikan itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (i) faktor dari dalam diri individu itu sendiri, (ii) faktor dari Lingkungan, dan (iii) faktor dari orang tua. Hal itu juga dimulai dengan pengenalan mereka akan dunia kerja dan uang. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak adanya garis lurus antara anggapan dan tanggapan masyarakat yang menganggap penting pendidikan dengan tindakan untuk memajukan pendidikan itu sendiri bagi mereka. Dimana orang tua sudah mulai acuh tak acuh dan merada bosan menasehati anaknya, dan membiarkan anak itu memutuskan sendiri pilihan hidupnya dalam usia yang remaja 13-19 tahun.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleKeengganan Siswa untuk Sekolah (Kasus di Kecamatan Rantau Utara Kelurahan Rantau Prapat)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM030905024
dc.identifier.nidnNIDN0017076006
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages88 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record