Luaran Pasien Spondylitis Tuberkulosis Sebelum dan Sesudah Instrumentasi Fusi Posterior di RS Tempat Pendidikan

Abstract

Latar Belakang Tuberkulosis tulang belakang dapat menyebabkan morbiditas dan deformitas yang berat. Penanganannya mulai dari obat-obatan antituberkulosis sampai ke pembedahan, dan kombinasi. Pada studi ini, peneliti melaporkan hasil dari tindakan dekompresi posterior dan stabilisasi posterior saja. Tujuan dari studi retrospektif ini adalah untuk mengevaluasi luaran klinis dan radiologis pasien tuberkulosis tulang belakang yang ditangani dengan dekompresi posterior dan stabilisasi posterior saja. Metode Penelitian ini menilai dua puluh dua pasien dengan tuberkulosis thorakal, thorakolumbal dan lumbal yang ditangani dengan dekompresi posterior dan stabilisasi posterior saja. Didapatkan rerata usia 39.3+15.44 tahun dengan 7 orang laki-laki dan 15 perempuan. Periode evaluasi rerata 22.6+13.4 bulan dan jangka waktu evaluasi minimal adalah 12 bulan. Dilakukan penilaian luaran klinis (Visual Analog Scale/VAS, Short Form 36/SF-36, Oswestry Disability Index/ODI, Frankel) dan hasil radiologi. Hasil Infeksi teratasi pada semua pasien tanpa kejadian rekurensi dan tidak ditemukan komplikasi sewaktu dan sesudah operasi. Rerata nilai VAS menurun dari 8.9 menjadi 1.3 dan rerata nilai ODI juga menurun dari 78.9 menjadi 10.7. Luaran kesehatan fisik dan mental pasien yang diukur dengan alat survey SF-36 mengalami peningkatan. Terdapat peningkatan neurologis sewaktu evaluasi akhir dengan klasifikasi Frankel. Rerata sudut kyphotic sebelum operasi 22.6+15.7 yang dikoreksi menjadi 14.9+8.0 derajat dengan rerata loss of correction 2.8 derajat pada waktu evaluasi akhir. Empat belas (63.6%) kasus mengalami bony fusion. Kesimpulan Prosedur dekompresi posterior dan stabilisasi posterior saja aman dan efektif untuk penanganan tuberkulosis tulang belakang, dengan peningkatan luaran klinis dan radiologis.

Background Spinal tuberculosis can cause serious morbidity and deformity. Treatment ranging from antituberculosis drugs to surgical, and combination. In the present study, authors have shown the results of posterior decompression and posterior stabilization (PDPS) only. The purpose of this retrospective study is to evaluate the clinical and radiologic outcomes of spinal tuberculosis treated with PDPS only. Methods This retrospective study reviewed twenty two patients with thoracic, thoracolumbar and lumbar tuberculosis who were treated with PDPS only. There were seven males and fifteen females with a mean age of 39.3+15.4 years. The mean follow-up period was 22.6+13.4 months and the minimum duration of follow up was 12 months. Clinical outcome (Visual Analog Scale/VAS, Short Form 36/SF-36, Oswestry Disability Index/ODI, Frankel) and radiologic result were analyzed. Results The infection was resolved in all patients with no recurrence and we found no complication intraoperative or postoperative. Mean VAS score decreased from 8.9 to 1.3 and mean ODI score also decreased from 78.9 to 10.7. Patient physical and mental health outcomes were improved using SF-36 survey instrument. There were significant neurologic improvement at final follow-up based on Frankel classification. The mean kyphotic angle preoperatively was 22.6±15.7 degree which corrected to a mean of 14.9±8.0 degree with mean loss of correction 2.8 degree at the final follow up. Fourteen (63.6%) cases achieved bony fusion. Conclusions PDPS only is a safe and effective procedure for treating spinal tuberculosis, with good improvement in clinical and radiologic outcomes.