Show simple item record

dc.contributor.advisorSimanihuruk, Muba
dc.contributor.authorHutauruk, Rospita Linda
dc.date.accessioned2022-11-16T04:15:44Z
dc.date.available2022-11-16T04:15:44Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60723
dc.description.abstractPerubahan sosial adalah suatu keniscayaan tidak terkecuali pada masyarakat kota Pangkalan Brandan. Pangkalan Brandan yang dulunya merupakan tonggak lahirnya industri migas pertama di Indonesia karena di kawasan inilah awal minyak ditemukan hingga menjadi tempat dari cikal bakal Pertamina. Hingga pengusahaan minyak tersebut berkembang dalam dua jurus pertama domestik yaitu keuntungan nasional terkhusus regional dan kedua ekspor yang dilandasi ekspektasi keuntungan yang lebih menjanjikan. Kehadiran pertambangan tersebut memberi kontribusi baik secara langsung bagi para pekerja maupun tidak langsung yaitu bagi pihak dari bagian multiple effect. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan waktu, masyarakat kota Pangkalan Brandan harus menghadapi tantangan dengan menyurutnya peran migas. Penutupan kilang minyak akibat sifat minyak bumi sebagai SDA yang tidak dapat diperbaharui membuat masyarakat harus menerima segala perubahan yang terjadi bagi para pekerja maupun yang di-PHK serta yang menerima imbas dari side effect. Keadaan tersebut merupakan kondisi paradoksal karena di satu sisi Pangkalan Brandan merupakan tempat kelahiran migas Indonesia tetapi di sisi lain kenyataan akan menurunnya peran migas juga tidak terhindarkan. Oleh sebab itu, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah proses perubahan sosial masyarakat kota tambang minyak “pertama”Pangkalan Brandan. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan paradigma kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di kota Pangkalan Brandan, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat. Unit analisis dalam penelitian ini adalah keseluruhan pihak yang diperhitungkan untuk menjadi subjek penelitian yaitu informan kunci yang terdiri dari dinas perindustrian dan peradgangan, pensiunan Pertamina, pegawai Pertamina dan tokoh masyarakat dan yang menjadi informan biasa adalah perwakilan dari etnis tionghoa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan observasi partisispasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan sumber data sekunder. Terakhir, interpretasi data disajikan dalam bentuk laporan dari hasil penelitian tersebut. Hasil studi penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan sosial yang terjadi adalah sebagai berikut: Pertama; perubahan mata pencaharian, dulu dominasi yang digeluti kecendrungan di industri pertambangn sekarang berubah ke sektor formal, informal serta investasi lahan pertanian/perkebunan. Kedua; kesempatan kerja, dulu besar peluang untuk bekerja di UP I sekarang hampir tidak ada kecuali non-pertambangan. Ketiga; perubahan gaya hidup, dulu hedonis merupakan ciri dari kehidupan pegawai Pertamina dan dominan bersosialisasi di dalam komplek sekarang hidup sederhana dan lebih banyak bersosialisasi di luar komplek. Keempat; perubahan peran ekonomi, dulu sektor domestik dipegang oleh istri dan publik oleh suami sekarang baik suami dan istri keduanya bekerja di sektor publik. Kelima; tingkat kriminalitas, dulu tercipta keadaan aman dan kondusif sekarang banyak kriminalitas, preman kampung dan rasa aman yang berkurangen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPerubahan sosialen_US
dc.subjectIndustrien_US
dc.subjectPerkembangan kotaen_US
dc.subjectMobilitas sosialen_US
dc.titlePerubahan Sosial Masyarakat Kota Tambang Minyak “Pertama” Pangkalan Brandan (Periode 1980 - 2014)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM100901021
dc.identifier.nidnNIDN0017036704
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages112 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record