Show simple item record

dc.contributor.advisorLubis, Zulkifli
dc.contributor.authorNasution, Pangeran P P A
dc.date.accessioned2022-11-16T05:14:22Z
dc.date.available2022-11-16T05:14:22Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60813
dc.description.abstractTulisan ini menjelaskan tentang berlangsungnya kompetisi tenurial atau kompetisi penguasaan lahan di antara kelompok warga asli desa, kelompok warga transmigran Jawa, dan kelompok warga pendatang lainnya, terkait dengan trend berkebun kelapa sawit yang sedang berlangsung di Desa Rantau Badak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kognitif yang menekankan pada aspek pengetahuan dari setiap kelompok warga. Penekanan pada aspek pengetahuan dimaksud adalah untuk dapat menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan setiap kelompok warga terhadap keberadaan sumberdaya lahan yang terdapat di desa terkait dengan kepentingan dalam berkebun kelapa sawit, dan bagaimana perilaku mereka terhadap upaya peguasaan lahan secara optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Perolehan informasi tentang konsep dan perilaku dari setiap kelompok warga terhadap sumberdaya lahan untuk kepentingan berkebun kelapa sawit adalah dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan kunci, seperti Pengetua Adat, Kepala Desa, dan Pelaku Kompetisi yang mewakili dari setiap kelompok warga di desa. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas dari setiap kelompok warga dalam berkebun kelapa sawit dan bagaimana mereka bertindak dalam upaya penguasaan lahan. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa telah terjadi peralihan pada sumber mata pencaharian pertanian warga dari berkebun karet menjadi berkebun kelapa sawit. Meningkatnya keantusiasan warga dalam upaya penguasaan lahan untuk kepentingan berkebun kelapa sawit bermula sejak awal tahun 1990, dan mengalami puncak peningkatan pada tahun 2004. Fenomena ini berlangsung awalnya disebabkan oleh hadirnya program pengembangan perkebunan kelapa sawit yang dicanangkan oleh pemerintah, dan kemudian terus berlangsung disebabkan nilai ekonomi kelapa sawit yang begitu tinggi, sementara nilai ekonomi getah karet yang cenderung mengalami penurunan. Saat ini, fenomena kompetisi tenurial masih terus berlangsung di antara kelompok warga desa. Keadaan yang terus berlangsung ini akan memicu potensi konflik di antara kelompok warga. Hal ini disebabkan jumlah pemilikan properti atas lahan yang cenderung didominasi oleh kelompok warga transmigran Jawa dan juga kelompok warga pendatang lainnya, akan dapat menimbulkan kecemburuan pada kelompok warga asli di desa.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleKajian Kompetensi Tenurial (Studi Deskriptif tentang Kompetisi Tenurial atas Sumberdaya Lahan di Desa Rantau Badak, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM030905040
dc.identifier.nidnNIDN0001116003
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages154 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record