Show simple item record

dc.contributor.advisorIrfan
dc.contributor.authorErnawati, Susy
dc.date.accessioned2022-11-16T05:38:41Z
dc.date.available2022-11-16T05:38:41Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60828
dc.description.abstractUpacara tradisional sebagai warisan budaya leluhur, yang pada saat sekarang masih memegang peranan dalam kehidupan masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Upacara tradisional di sini adalah upacara perkawinan (marunjuk) Batak Toba. Upacara yang paling penting bagi orang Batak Toba, yang melibatkan struktur sosial Batak Toba dalam dalihan na tolu. Dalihan na tolu adalah pihak yang memiliki peranan penting pada pesta adat. Pada pesta marunjuk, ada tahapan penting yang harus dilaksanakan menurut adat, yaitu marbagi jambar, khususnya pembagian jambar juhut. Pembagian jambar juhut, nantinya akan diberikan oleh pihak yang berhak mendapatkan bagian dari juhut itu, baik di Tarutung maupun di Medan masih meneruskan tradisi dalam pembagian jambar-jambar. Pada bagian jambar juhut ini akan dijumpai adanya prinsip resiprositas, yaitu pertukaran timbal balik antara individu atau antar kelompok. Prinsip resiprositas ini, yaitu cara tukar-menukar dimana yang memberi maupun menerima menentukan dengan pasti nilai barang yang terlihat pada waktu penyerahannya. Jambar juhut yang diberikan oleh paranak dan dengke yang diberikan oleh parboru, kemudian jambar juhut itu dikembalikan lagi kepada pihak paranak (ulu ni dengke mulak). Jambar juhut yang ada pada pihak parboru maupun paranak, kemudian diberikan lagi kepada dalihan na tolu dari masing masing, menurut kedudukannya dalam pesta tersebut. Lebih lanjutnya, terjadi tukar-menukar ulos yang diberikan dalihan na tolu (sebagai ucapan syukur), dan uang sebagai upah dari si pemberi ulos. Tukar-menukar dari benda-benda yang dipertukarkan, secara simbolik merupakan benda-benda yang tidak dapat terpisahkan pada saat orang Batak Toba melaksanakan upacara adat Batak Toba. Tukar-menukar ini sebagai unsur kekerabatan. Pada hakikatnya kebersamaan dari tukar-menukar ini sebagai penghargaan dan penghormatan antara si pemberi dan si penerima. Pemberian ini bagi orang Batak Toba, di Desa Aek Siansimun maupun di Kelurahan Pulo Brayan Darat I sebagai prestasi, yaitu nilai barang itu bukan dilihat dari nilai harafiahnya. Saling tukar-menukar pemberian memperlihatkan ikatan kekeluargaan dalam ikat persaudaraan mereka. Manfaat dari tukar-menukar ini sangat dirasakan bagi orang yang melaksanakannya. Hal ini sangat penting untuk orang Batak Toba, apalagi bagi orang Batak Toba yang merantau (Medan).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleSistem Resiprositas Jambar Juhut pada Upacara Perkawinan Batak Toba (Studi Komparatif: di Desa Aek Siansimun, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara dan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Madya Medan)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM040905007
dc.identifier.nidnNIDN0004116405
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages127 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record