Show simple item record

dc.contributor.advisorTambunan, Rytha
dc.contributor.authorNainggolan, Sri Paulina
dc.date.accessioned2022-11-16T05:52:05Z
dc.date.available2022-11-16T05:52:05Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60839
dc.description.abstract. Penelitian ini mengambil lokasi di Lingkungan VII Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini mengkaji serta membahas mengenai arti akan suatu Harta bagi masyarakat yang konon tinggal di daerah pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh dengan indikatornya menandakan bahwa penduduk yang tinggal di dalamnya identik dengan kelas ekonomi lemah atau miskin yang berarti tidak memiliki harta benda. Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan akan kehidupan ekonomi sosial para pemukim di pinggiran sungai. Pengetahuan dan pandangan mereka serta kepemilikan mereka akan harta menjadi gambaran akan keberadaan ekonomi sosial mereka di tengah-tengah keadaan lingkungan atau pemukiman yang mereka tempati. Pemukiman yang mereka tinggali berada di pinggiran sungai yang umumnya dinilai sebagai tempat bagi penduduk yang lemah akan perekonomian. Metode etnografis yang sifatnya kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi/ pengamatan, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Penelitian ini tidak lain bertujuan untuk menganalisis dan mengangkat pengetahuan masyarakat. Pengetahuan masyarakat akan harta didapatkan melalui cara mengkategorisasikan, menghubungkan dan kemudian menyimpulkan data yang semuanya diperoleh dari kepala/kerangka berpikir masyarakat. Asumsi yang muncul bahwa keadaan ekonomi menentukan pengetahuan yang mereka miliki mengenai harta, dan ekonomi menentukan pemukiman, pemukiman menentukan harta. Pemukiman kumuh dan liar tidak ada harta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan tempat tinggal ataupun hunian yang demikian tidak menyurutkan mereka kehilangan pengetahuan akan harta benda yang nilainya tidak selalu diukur dengan materi, uang, serta harganya yang mahal, justru lebih dari sekedar itu, sehingga muncul harta yang dibagi ke dalam materi dan non materi. Materi seperti barang atau benda dan uang yang bernilai ekonomis. Non materi dapat berupa kesehatan, harga diri serta sesuatu yang bersifat kognitif dan abstrak. Pengetahuan mereka telah menciptakan pengkategorisasian harta benda baik materi dan non materi, selanjutnya mereka menginterpretasikannya ke dalam kehidupannya. Interpretasi yang mereka dapatkan akhirnya membawa mereka ke dalam pemanfaatan dan pendayagunaan dari harta yang mereka miliki. Semuanya itu memunculkan dan mengungkapkan nilai budaya dari penduduk.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectHarta Bendaen_US
dc.subjectPengetahuan Masyarakat Akan Hartaen_US
dc.subjectPemukiman Pinggiran Sungai Baburaen_US
dc.subjectKumuhen_US
dc.titleHarta Benda bagi Masyarakat Pinggiran Sungai (Kajian Antropologi terhadap Masyarakat Pemukiman Pinggiran Sungai Babura Medan sebagai Pemukiman Kumuh Terkait Pandangan akan Harta Benda)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070905015
dc.identifier.nidnNIDN0029086307
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages160 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record