Show simple item record

dc.contributor.advisorSitepu, Pendapaten Anthonius
dc.contributor.authorSinaga, Tatang Mulyana
dc.date.accessioned2022-11-16T06:00:19Z
dc.date.available2022-11-16T06:00:19Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/60845
dc.description.abstractKomunisme merupakan sebuah ideologi yang pernah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Komunisme merupakan Ideologi politik yang dasar-dasar pemahamannya bertitik-tolak pada pemikiran Karl Marx dan beberapa pemikir lainnya seperti Engels ataupun Lenin. Ideologi Komunisme masuk ke Indonesia dibawah oleh aktivis buruh dari Belanda yang bernama Sneevliet. Dalam perkembangannya, Komunisme yang semulanya merupakan ideologi politik yang berasal dari Eropa, mampu diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Perkembangan Komunisme di Indonesia tidak pernah terlepas dari intrumen dari ideologi tersebut yaitu PKI (Partai Komunis Indonesia). PKI merupakan instrumen komunisme terbesar ketiga didunia. Dalam perjalanannya, Komunisme mampu mendapat dukungan yang besar dari masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari hasil pemilu 1955 yang menempatkan PKI sebagai peraih suara terbanyak keempat. Disamping mendapat dukungan dari masyarakat, PKI juga mampu mendekatkan diri dengan pemimpin bangsa pada saat itu yaitu Soekarno. Salah satu bukti dukungan Soekarno terhadap Komunisme adalah penerapan NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) sebagai pilar politik bangsa. Namun dalam perkembangannya, terutama setelah meletusnya peristiwa gerakan 30 September Ideologi Komunisme secara perlahan dikebiri keberadaannya. Ini disebabkan karena PKI dituduh sebagai dalang dalam peristiwa tersebut yang menyebabkan tewanya beberapa petinggi militer di lubang buaya. Kondisi ini diperparah dengan lengsernya kekuasaan Soekarno (yang selama ini menjadi tempat berlindung PKI) kepada pemimpin baru yang berasal dari militer/AD yaitu Soeharto. Sikap Soeharto terhadap Komunis sangat bertolak belakang dengan Soekarno. Seoharto yang berlatar belakang militer jelas memiliki pandangan negatif terhadap PKI yang dianggap selalu melakukan pemberontakan terhadap pemerintah, namun tetap diberikan kebebasan. Melalui kesempatan inilah Soeharto mengambil kebijakan untuk memunaskan keberadaann Komunisme di Indonesia. Beberapa kebijakan tersebut adalah dengan menangkap tokoh-tokoh komunis dan melarang ideologi Komunisme untuk diterapkan di Indonesia. Atas perubahan pandangan terhadap Komunisme yang terjadi pada era pemerintahan Soekarno dengan era pemerintahan Soeharto maka terjadi perubahan-perubahan politik yang diakibatkan atas perbedaan pandangan tersebut. Pada era politik Soeharto (1965-1971) merupakan rentan waktu yang dapat dikategorikan sebgai proses transisi politik dari Orde Lama ke Orde Baru. Era politik Soeharto dikenal sebagai era yang anti ideologi Komunisme. Komunisme diibaratkan sebagai sesuatu yang harus ditakuti keberadaannya. Hal tersebutlah yang menjadi pertanyaan penelitian ini untuk melihat bagaimana ideologi politik (komunisme) berdampak terhadap perubahan politik yang terjadi pada era politik Soeharto. Apakah nantinya perubahan politik yang dihasilkan tersebut merupakan sebuah kemunduran politik (regresi politik), stagnansi politik, atau merupakan sebuah kemajuan/pembaharuan politik.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectIdeologien_US
dc.subjectKomunismeen_US
dc.subjectPerubahan Politiken_US
dc.subjectEra Politik Soeharto (1965-1971)en_US
dc.titleIdeologi dan Perubahan Politik Suatu Studi terhadap Perubahan Politik pada Era Politik Soeharto (1965- 1971)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070906022
dc.identifier.nidnNIDN0001075203
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI67201#Ilmu Politik
dc.description.pages111 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record