Komersialisasi Pesta Pernikahan dan Identitas Status Sosial Etnis Jawa (Studi di Dusun Purwosari Bawah, Desa Padang Mainu, Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun)
Abstract
Pesta pernikahan merupakan peristiwa penting bagi calon mempelai yang akan
membangun hubungan rumah tangga, dimana pesta pernikahan merupakan acara
puncak dari rangkaian peristiwa yang harus dijalani oleh kedua calon mempelai.
Dalam pelaksanaanya, pesta pernikahan digelar dengan sangat meriah lengkap dengan
hiburannya. Hal ini dikarenakan pasangan pengantin beranggapan bahwa, pesta
pernikahan merupakan momentum yang terjadi sekali seumur hidup, sehingga
momentum seperti itu harus digelar dengan sangat meriah. Tidak hanya calon
pasangan pengantin yang terlibat dalam penyelenggaraan pesta pernikahannya, namun
juga orangtua kedua belah pihak pengantin juga turut serta dalam membiayai pesta
pernikahannya anaknya, sehingga pesta pernikahan anaknya menjadi semakin meriah.
Selain itu, kebudayaan masing-masing suku mempengaruhi terhadap perlaksaan pesta
pernikahan. Dalam hal ini, tujuan peneliti adalah untuk menjelaskan komersialisasi
pesta pernikahan dan identitas status sosial masyarakat etnis Jawa di Dusun Purwosari
bawah, Desa Padang Mainu, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan lebih dalam
mengenai komersialisasi pesta pernikahan dan identitas status sosial etnis Jawa di
dusun Purwosari Bawah. Adapun teknik pengambilan data dalam penelitan ini yaitu
wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian data dari ketiga sumber
tersebut, diinterprestasikan ke dalam bentuk narasi. Informan dalam penelitian ini
berjumlah 13 orang yang terdiri dari, kelompok orang kaya, kelompok menengah dan
kelompok miskin yang berada di dusun Purwosari Bawah, yang pernah dan akan
menyelenggarakan pesta pernikahan.
Berdasarkan hasil penelitian, etnis Jawa menjadikan pesta pernikahan sebagai
ajang untuk menunjukkan status sosial ekonomi, melalui penyelenggaraan pesta
pernikahan mewah. Dalam hal ini, orang kaya, menengah dan miskin berlomba-lomba
menyelenggarakan pesta pernikahan mewah, melalui simbol-silmbol pesta pernikahan,
seperti tratak, pelaminan, foto pre-wedding, papan bunga dan juga hiburan. Selain itu,
pesta pernikahan dijadikan ajang untuk memperoleh keuntungan yang berasal dari
tradisi nyumbang. Adapun strategi lain yang dilakukan oleh penyelenggara pesta
pernikahan untuk mendapatkan keuntungan, yaitu memanggil pawang hujan,
mengundang banyak tamu, menentukan waktu yang tepat dalam menyelenggarakan
pesta pernikahan, menyajikan makanan ala kadarnya dan menampilkan hiburan yang
banyak disukai masyarakat sekitar.
Collections
- Undergraduate Theses [1028]
