dc.description.abstract | Penelitian ini mencoba mengulas bagaimana gambaran budaya politik yang
ada dalam lingkungan masyarakat perkebunan. Lokasi penelitian yang dipilih yakni
kelurahan Bah Jambi yang merupakan kompleks perumahan yang khusus
diperuntukkan bagi keluarga karyawan yang bekerja pada PT. Perkebunan Nusantara
IV Bah Jambi. Yang menjadi objek penelitian ini dimana ada kelompok manusia yang
telah cukup lama hidup dan bekerja sama, tinggal dalam suatu wilayah tertentu
(kompleks perumahan perkebunan) serta melakukan sebagian besar kegiatannya
dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut. Secara eksklusif mereka dapat
disebut masyarakat Perkebunan. Mereka hidup bersama dalam kurun waktu yang
cukup lama yang didalamnya terjadi proses adaptasi dari tata kelakuan dan kesadaran
berkelompok. Disamping itu adanya penyesuaian psikologis menumbuhkan integrasi
dalam suatu masyarakat. Pada umumnya dalam suatu masyarakat, pola sikap dan
emosi serta tindakan yang cenderung sama disebabkan oleh kebiasaan dan latihan.
Pola sikap yang dianut sebelumnya cenderung bertahan sampai pada tingkat tertentu.
Oleh sebab itu penelitian ini ingin menggambarkan kebudayaan politik dari
masyarakat perkebunan di kelurahan Bah Jambi tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori budaya politik yang
dikemukakan Lucian Pye, Gabriel A Amond dan Sidney Verba. Berdasarkan
pendekatan teori budaya politik tersebut penelitian ini berupaya menggambarkan
sikap, orientasi, keyakinan, nilai, keterampilan, peranan, kecenderungan dan pola-pola
khusus dari populasi terhadap sistem politiknya. Berdasarkan ciri-ciri, pola-pola, dan
kecenderungan-kecenderungan yang ada pada populasinya penelitian ini melihat
kategori budaya politiknya; parokial, subyek, atau partisipan.
Pola yang dapat menggambarkan masyarakat perkebunan Bah Jambi bahwa
mereka merasakan pengaruh dan menerima otoritas pemerintah. Memiliki perhatian
terhadap sistem politik tetapi keterlibatannya dalam cara yang lebih pasif. Masih
memiliki keyakinan terhadap pemilu. memiliki harapan yang tinggi akan perubahan
kinerja pemerintahan kearah lebih baik. Pilihan partisipasi dengan cara yang lebih
pasif. Kompetensi politik yang relatif rendah. Partisipasi yang minim terhadap input
sistem politik. Minat yang rendah untuk terlibat dalam sistem politik. Ciri dan
karakteristik yang ada pada masyarakat Bah Jambi menunjukkan kecenderungan
budaya politik subyek. | en_US |