dc.contributor.advisor | Fikarwin | |
dc.contributor.author | Fusanti, Sri | |
dc.date.accessioned | 2022-11-17T02:35:52Z | |
dc.date.available | 2022-11-17T02:35:52Z | |
dc.date.issued | 2014 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61104 | |
dc.description.abstract | Tulisan ini mengkaji tentang situasi kemajemukan hukum yang terjadi di
perkeretaapian Sumatera Utara. Kajian ini dibuat untuk dapat memahami hukum
yang sedang berlaku di masyarakat. Melalui kajian ini maka dapat dilihat
bagaimana hukum itu ternyata tidak tunggal dan berdiri sendiri akan tetapi banyak
hukum-hukum lain yang hidup dan diberlakukan sama. Selanjutnya tulisan ini
juga menelusuri bagaimana kepentingan dari tiap individu-individu dapat
membentuk sebuah hukum baru yang legal di perkeretaapian Sumatera Utara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan secara mendalam tentang
kemajemukan hukum yang terjadi di perkeretaapian Sumatera Utara. Teknik
penelitian yang digunakan adalah teknik wawancara dan observasi partisipasi
dengan individu-individu yang terlibat langsung dengan ruang lingkup
perkeretaapian Sumatera Utara.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana sejarah
perkeretaapian Sumatera Utara dan bagaimana situasi dan kondisi hukum-hukum
yang ada di perkeretaapian sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hukum itu ternyata terdiri dari beragam bentuk. Tidak hanya sebatas hukum
formal, tetapi banyak hukum-hukum lain yang berlaku dan sulit untuk
mengkategorisasikan penamaan hukum tersebut apakah itu hukum adat, hukum
agama tau sebagainya sehingga dalam hal ini para pengamat antropologi hukum
sering menyebutnya unnamedlLaw atau hybrid law.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah bahwa melalui
penelitian tentang kemajemukan hukum di perkeretaapian Sumatera Ini dapat
dilihat bahwa hukum tersebut ternyata benar adanya tidak bersifat tunggal. Akibat
adanya kemajemukan hukum ini juga dinilai membawa pengaruh negative
terhadap pelaksanaan hukum yang ada. Kerena akibat adanya kemajemukan
hukum maka sulit bagi masyarakat untuk memperoleh kepastian hukum dalam
kehidupan. Kepentingan-kepentingan dari tiap individu memicu munculnya
hukum baru yang legal untuk diberlakukan. Selain itu juga penyerapan aturan
formal yang bersifat setengah-setengah mengakibatkan hukum itu tidak berlaku
sempurna. Penyerapan aturan ini dilakukan juga sesuai dengan kepentingan dari
pada individu-individu yang ada di ruang lingkup perkeretaapian. Pengawasan
yang kurang serta legitimasi yang mengatasnamakan hubungan keluarga juga
menjadi salah satu factor pendorong munculnya hukum-hukum baru di kalangan
pegawai perkeretaapian. Hingga akhirnya bila ingin menumbuhkan keberlakuan
hukum yang baik di lingkungan perkeretaapian maka perbaiki dulu pengawasan
dan jiwa masing-masing individu yang ada di perkeretaapian Sumatera Utara. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Kemajemukan Hukum | en_US |
dc.subject | Perkeretaapian | en_US |
dc.title | Kemajemukan Hukum Perkeretaapian Sumatera Utara | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM090905007 | |
dc.identifier.nidn | NIDN0020126108 | |
dc.identifier.kodeprodi | KODEPRODI82201#Antropologi Sosial | |
dc.description.pages | 152 Halaman | en_US |
dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |