Show simple item record

dc.contributor.advisorHarahap, R Hamdani
dc.contributor.authorAdawiyah, Rabithah
dc.date.accessioned2022-11-17T02:39:34Z
dc.date.available2022-11-17T02:39:34Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61113
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan masyarakan dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan dilingkungannya untuk bertahan hidup. Perubahan lingkungan yang dimaksud dengan adanya pengeksploitasi hutan mangrove dari yang bersifat terbuka dan bebas menjadi tertutup dan diawasi. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara serta observasi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam dan wawancara tak berstruktur. Wawancara mendalam dilakukan dengan informan kunci sebanyak 3 orang. Wawancara tak berstruktur namun fokus digunakan untuk memperoleh keterangan dari informan biasa. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh para pembuat arang, dari proses mencari kayu, membuat arang, pengepakan hingga pendistribusian. Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui strategi adaptasi apa saja yang dilakukan para pembuat arang dalam menghadapi pengeksploitasian sumberdaya alam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pola-pola berfikir dalam masyarakat khususnya pembuat arang dalam membuat keputusan untuk bertahan hidup. Adaptasi yang dilakukan para pembuat arang dalam bertahan hidup sangat beragam. Setelah muncul larangan dalam pemanfaatan sumberdaya alam yaitu hutan mangrove maka mereka mencari cara lain untuk bertahan hidup. Tetap bertahan dalam memproduksi arang adalah pilihan dari sebagian pembuat arang. namun, itu saja tidak cukup bagi mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup karena produksi arang yang dilakukan tidak lagi seperti dulu. Kemudian para pembuat arang mulai mencari kegiatan lain sebagai usaha untuk dapat bertahan hidup, sebagiam orang memilih berkebun cabai menjadi salah satu pilihan untuk bertahan hidup, ada juga yang menanam coklat sebagai penghasilan sampingan mereka untuk dapat bertahan hidup, dan ada juga yang mengambil membuat arang bakau dengan cara mengganti jenis kayu yang digunakan untuk produksi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectHutan Mangroveen_US
dc.subjectArangen_US
dc.subjectPembuat Arangen_US
dc.subjectStrategiAdaptasien_US
dc.titleStrategi Adaptasi Pembuat Arang dalam Pemanfaatan Sumberdaya Kayu Mangrove di Desa Gambus Laut, Kec Lima Puluh, Kab Batu Baraen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070905037
dc.identifier.nidnNIDN0027026403
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages117 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record