Aliran atau Bidat dalam Agama Kristen Protestan (Studi Kasus : Komunitas Saksi Yehuwa di Kota Medan)
View/ Open
Date
2007Author
Winarno, Dicky Sapto
Advisor(s)
Simanjuntak, Junjungan Saut Bonar Pangihutan
Metadata
Show full item recordAbstract
Saksi Yehuwa sudah cukup lama memperjuangkan jumlah anggota mereka. Di
Indonesia sendiri, pada Bulan Juli 1964 Saksi Yehuwa didaftarkan pada Departemen
Kehakiman. Dan pada Bulan Mei 1968, Saksi Yehuwa secara resmi diterima oleh
Departemen Agama dan diperbolehkan beroperasi secara resmi. Namun, karena perilaku
mereka yang menimbulkan keresahan dikalangan umat beragama dan melakukan antitesa
terhadap aspek pemerintahan, pada tahun 1976 melalui SK Jaksa Agung Indonesia,
kegiatan Saksi Yehuwa resmi dilarang. Prakteknya, Saksi Yehuwa sekalipun secara resmi
dilarang kala itu, kegiatan mereka berjalan terus melalui pendekatan pribadi dengan
kunjungan ke rumah – rumah. Kemudian, memasuki era reformasi dan keterbukaan
sekarang, dapat dimaklumi kalau larangan demikian menjadi kurang efektif. Kemudian,
melalui SK Jaksa Agung Indonesia pula, pada Bulan Juni 2001 kegiatan Saksi Yehuwa
sudah diizinkan kembali di Indonesia.
Atas dasar itulah, akhirnya peneliti mencoba untuk mengangkat topik permasalahan
mengenai Saksi Yehuwa dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pola
penyebaran yang dijalankan oleh Saksi – Saksi Yehuwa dalam upaya merekrut anggota
yang baru serta mengetahui tentang keberadaan aliran atau bidat dalam Agama Kristen
Protestan.
Jenis penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus (case study) tipe deskriptif. Pendekatan deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci suatu fenomena sosial, misalnya
interaksi sosial, sistem kekerabatan dan lain – lain. Dalam hal ini pola penyebaran Saksi
Yehuwa dapat digambarkan melalui pendekatan deskriptif. Dalam pendekatan deskriptif
juga mengandung pekerjaan mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi –
kondisi yang terjadi. Dengan kata lain, pendekatan deskriptif bertujuan untuk memperoleh
informasi – informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel –
variabel yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari studi lapangan (wawancara dan
observasi) serta studi kepustakaan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada 7 langkah
indoktrinasi sebagai strategi/pola penyebaran yang dijalankan oleh Saksi – Saksi Yehuwa
sebagai upaya untuk merekrut anggota yang baru. Ketujuh indoktrinasi tersebut diawali
dengan menjual bahan cetakan, kunjungan kembali kepada pembeli, pelajaran di rumah,
pelajaran sedaerah, undangan ke Balai Kerajaan, calon diutus sebagai penjual, calon
dibaptiskan ke dalam Teokrasi dan berhak menyandang nama Saksi Yehuwa.
Keberadaan aliran atau bidat saat ini memang tidak bisa ditolak kehadirannya
dalam Agama Kristen, mengingat adanya pemahaman yang berbeda terhadap Alkitab. Di
samping itu, bukan masanya lagi kalau umat Kristen menolak kehadiran Saksi Yehuwa
secara resmi karena itu melanggar Hak Azasi Manusia (HAM).
Collections
- Undergraduate Theses [939]