Show simple item record

dc.contributor.advisorBangun, Sabariah
dc.contributor.authorTarigan, Jonatan
dc.date.accessioned2022-11-17T06:39:11Z
dc.date.available2022-11-17T06:39:11Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61465
dc.description.abstractPenelitian ini menggunakan pendekatan kognitif dengan memfokuskan pada aspek pengetahuan, yang digunakan oleh Spradley dalam mengungkapkan pola pikir masyarakat, folk taxonomy’ ini digunakan untuk menjelaskan pola pikir masyarakat tentang aron dahulu dan aron saat ini. Aron yang dulunya bersifat tenaga (gegeh) dengan bekerja secara bergiliran baik itu di ladang maupun di sawah, dengan jumlah pserta aron sebanyak 6-12 orang dan mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan aron. Aron saat ini (aron singemo) sudah bersifat uang, dengan jumah penduduk tidak menentu dan tidak terikat dalam menentukan kelompok aron (siate-ate). Untuk menjelaskan proses perubahan tersebut pendekatan ini dilakukan dengan pendekatan prosesual. Pendekatan prosesual tersebut digunakan untuk melihat hal-hal apa saja yang berubah dalam pelaksanaan aron pada rentang waktu tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif untuk memperoleh informasi tentang konsep aron menurut masyarakat Lau Solu Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo, hal-hal apa saja yang berubah dan hal pemicu perubahan makna aron, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci seperti pengetua adat, kepala desa, dan beberapa warga yang mengetahui tentang aron. Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana cara kerja yang dilakukan oleh peserta aron. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa adanya perubahan konsep aron pada masyarakat Lau Solu dalam bidang pertanian, dari aron dahulu yang bersifat tenaga (gegeh) menjadi aron singemo yang bersifat uang. Memudarnya konsep aron dipicu oleh kehadiran pendatang dari suku Alas dan meningkatnya kebutuhan hidup, dimana pemilikan lahan semakin luas dikarenakan jumlah penduduk semakin bertambah dan kebutuhannya juga ikut bertambah, sehingga warga pendatang kebanyakan memilih menjadi aron si ngemo. Perubahan tersebut berawal dari tahun 1970 an. Adapun perubahan tersebut terdapat dalam pelaksanaan aron tersebut.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleAron pada Masyarakat Karo (Perubahan Makna Aron pada Masyarakat Lau Solu dalam Bidang Pertanian di Desa Lau Solu Kecamatan Mardinding, Kabupaten Karo)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070905046
dc.identifier.nidnNIDN0005015706
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI82201#Antropologi Sosial
dc.description.pages112 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record