Dinamika Kehidupan Orang Sakai (Studi Etnografi Mengenai Dinamika Kehidupan Orang Sakai di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau)
Abstract
Tulisan ini mengkaji dinamika yang terjadi dalam kehidupan Orang Sakai.
Penelitian ini dilakukan di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis, Desa Petani,
Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Lokasi ini dikelilingi hutan
gundul dan sebuah sungai yang membelah perkampungan. Mayoritas penduduk
RW 09 adalah etnis Sakai yang beragama Islam. Wilayah Kecamatan Mandau
termasuk wilayah Jembatan II yang dijadikan sebagai pusat kegiatan eksplorasi
minyak, perkebunan kelapa sawit, usaha Hutan Tanaman Industri (HTI) membuat
wilayah-wilayah hutan di wilayah ini dibuka secara bertahap dan terus-menerus.
Kehidupan Orang Sakai yang bergantung dari hutan dan sungai pun mengalami
perubahan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan secara mendalam tentang
dinamika yang terjadi pada Orang Sakai. Teknik penelitian yang digunakan
adalah teknik wawancara dan observasi partisipasi dengan Orang sakai terkait
dengan masalah yang diteliti.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana sejarah
kedatangan Orang Sakai di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis Desa Petani,
bagaimana kehidupan Orang Sakai di Jembatan II RW 09 Dusun Buluh Manis
Desa Petani, bagaimana hubungan antara Orang Sakai dengan alam sebelum dan
setelah terjadinya perubahan ekologi di wilayah tersebut.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah kedatangan Orang
Sakai di Jembatan II diawali adanya keinginan mencari ikan di sungai Jurong
Jembtan II. Telah terjadi perubahan ekologi di wilayah pemukiman Orang Sakai
Jembatan II, dimana sebelumnya dikelilingi hutan lebat kini tidak lagi. Telah
terjadi perubahan mata pencaharian Orang Sakai Jembatan II, dimana sebelumnya
mata pencaharian utama mereka adalah menangkap ikan di sungai,
mengumpulkan hasil hutan dan berburu hewan, kini berubah menjadi mencari
kayu gelondongan di hutan untuk di olah menjadi broti dan papan. Kemajuan
teknologi dan kedatangan toke kayu mendorong Orang Sakai untuk
memanfaatkan hutan secara lebih. Pembukaan kilang kayu telah membuat Orang
Sakai di Jembatan II mengalami masa kejayaan dan keterpurukan dalam ekonomi
mereka. Orang Sakai di Jembatan II tidak jerah dengan penangkapan polisi
terhadap mereka, hal ini terlihat pada pembukaan kilang kayu kembali oleh Orang
Sakai di Jembatan II. Telah terjadi perubahan hubungan Orang Sakai dengan
alam, dimana sebelumnya Orang Sakai cenderung tidak mengeksploitasi hutan.
Namun kini hubungan antara Orang Sakai di Jembtan II dengan alam menjadi
berdasarkan pada pemuasan kebutuhan mereka.
Collections
- Undergraduate Theses [939]